NUSA DUA, SAWIT INDONESIA – Kalangan analis membuat wajah peserta 15th IPOC and 2020 Price Outlook menjadi lebih cerah. Harga CPO diproyeksikan US$ 600-US$ 750 per ton sampai kuartal pertama tahun depan.
“Produksi sawit Indonesia tahun depan akan terganggu faktor cuaca dan pengurangan aplikasi pupuk. Akan tetapi, produksi bisa tumbuh satu juta sampai dua juta ton,” kata Arif P. Rachmat, Head Agro Forestry Kadin Indonesia dalam sesi outlook harga di 15th IPOC and 2020 Price Outlook, Nusa Dua, Jumat (31 Oktober 2019.
Arif mengatakan produksi sawit Indonesia tahun 2020 diproyeksikan 46,1 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 44 juta ton. Kenaikan produksi karena tambahan dari areal yang tanaman memasuki usia produktif.
Produksi Malaysia, dikatakan Arif, tidak akan tumbuh signifikan. Jika tahun ini, produksi CPO negeri jiran sebesar 20 juta ton. Diperkirakan tahun depan, produksi hanya naik menjadi 20,5 juta ton.
Seretnya pasokan minyak sawit dunia berpeluang mendongkrak harga. Arif Rachmat memproyeksikan harga minyak sawit bergerak sekira US$ 600 per ton. Lantaran, adanya pertumbuhan permintaan di Indonesia sekira 4,3 juta ton untuk mengisi kebutuhan B30.
Thomas Mielke, Analis OilWorld punya analis serupa dengan Arif Rachmat. Ia memaparkan produksi CPO global diperkirakan tumbuh 1,5 juta ton menjadi 78,2 juta ton pada 2020. Secara global, produksi tumbuh lebih rendah akibat berbagai faktor seperti kegiatan pemupukan rendah, peremajaan lambat.
Dalam analisisnya, ertumbuhan lebih rendah dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai 4,6 juta ton. Sementara itu, konsumsi CPO akan tumbuh 3,5 juta ton menjadi 80 juta-81 juta ton pada tahun depan.
Berdasarkan analisis tadi, Mielke memproyeksikan rerata harga CPO US$600 per ton antara Januari-Juni, dari perkiraan sebelumnya US$580 per ton.
Dorab Mistry, pengamat harga Godrej International, berpendapat harga akan bergerak moderat. Faktor penolong harga di tahun depan adalah program biodiesel di negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia.
“Program B30 yang dijalankan Presiden Jokowi menjadi game changer pada tahun depan,” ucapnya.
Harga CPO, dikatakan Dorab, akan bergerak di level RM 2.700 per ton sampai kuartal pertama 2020.
James Fry, Analis LMC International, menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan yang lebih lambat dalam produksi minyak sawit di seluruh dunia bertepatan dengan upaya peningkatan oleh pemerintah di negara-negara produsen utama untuk meningkatkan mandat biodiesel mereka.
“Pertumbuhan suplai sawit dunia akan di bawah permintaan dunia. Harga akan berada di 750 dolar sampai tiga bulan pertama tahun depan. Saat pasokan berkurang lebih banyak, tidak menutup kemungkinan harga menuju 750 dolar per ton,” ujar Fry.
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, mengapresiasi analisis harga minyak sawit. “Ada optimisme di konferensi IPOC tahun ini,” ujar Joko