INSTIPER Yogyakarta berusaha memfasilitasi sarana dan prasarana untuk menjalankan kuliah online secara optimal.
Kendati masyarakat dalam pembatasan berinteraksi di masa pandemi Covid-19 yang telah melanda masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Langkah pembatasan sosial yang dikenal dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah sebagai upaya pencegahan Covid-19. Tetapi, kegiatan pembelajaran di institusi pendidikan tetap harus berjalan.
Institusi pendidikan yang menjadi tempat berinteraksi sosial (Civitas Academica), salah satu sektor terdampak dengan adanya Covid-19, sejak pertengahan Maret lalu. Bahkan, institusi pendidikan memberlakukan untuk belajar dari rumah, selanjutnya menggunakan metode pembelajaran online, sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mencegah meluasnya covid-19.
Salah satu, perguruan tinggi yang fokus pada bidang pertanian/perkebunan, INSTIPER Yogyakarta sejak saat itu memberlakukan pembelajaran online. Metode pembelajaran online diberlakukan agar perkuliahan tetap berjalan di tengah masa Covid-19.
Pada saat awal pembelajaran online metode pembelajaran sepenuhnya diserahkan kepada pengajar (dosen) menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi digital seperti, Meeting Zoom, Google Meet dan aplikasi lain yang dikuasai oleh dosen. “Jadi pihak manajemen kampus pada masa awal pandemi terjadi, tidak mewajibkan aplikasi tertentu, dosen diberi kesempatan memilih aplikasi yang dianggap lebih mudah untuk digunakan sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Namun saat ini kami telah menyusun dan menetapkan standar pembelajaran dan prasarana perkuliahan online untuk diterapkan oleh seluruh dosen” ujar Maria Ulfah, Wakil Rektor Bidang Akademik, INSTIPER Yogyakarta, saat ditemui di kampusnya, pada awal Juli lalu.
Selanjutnya, Ulfah menjelaskan perihal pembelajara nonline yang diberlakukan di INSTIPER Yogyakarta. Pihaknya, sudah memberlakukan dan merencanakan pembangunan prasarana pembelajaran online sebelum ada Covid-19. “Sejak akhir 2019, kami sudah merencanakan serta menyiapkan fasilitas pendukung pembelajaran online yaitu Studio Virtual Conference atau Studio V-Con serta kelas paralel baik untuk kuliah mau pun praktikum,” jelasnya.
“Sebenarnya Studio V-Con sudah direncanakan sebelum ada pandemi Covid-19. Rencana ini, merespon kebijakan pemerintah terkait dengan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar sehingga perlu memberikan literasi pada mahasiswa. Tentang literasi teknologi, literasi manusia dan literasi data yang juga diisyaratkan oleh kurikulum pada era industri 4.0 ,” imbuh Ulfah.
Menurutnya, mahasiswa perlu dipersiapkan dalam menyikapi adanya industri 4.0. Studio V-Con diwujudkan tidak hanya sekedar saat pandemi Covid-19. “Jauh-jauh hari, kami sudah merencanakan fasilitas pendukung perkuliahan online. Sejak akhir tahun lalu sudah direncanakan, dan di awal pandemi sudah mempersiapkan fasilitas pendukungnya. Persiapannya membangun IT backbone untuk memperkuat jaringan internet untuk perkuliahan Dalam Jaringan (Daring). Selanjutnya, kami menyepakati memiliki studio untuk pelaksanaan perkuliahan online. Selain itu juga menyiapkan kelas paralel,” tambah Ulfah.
Pembelajaran di institusi pendidikan terutama di perguruan tinggi, tidak hanya dilakukan secara offline (tatap muka), tetapi ada online. “Hal ini berkaitan dalam menyikapi perubahan kurikulum yang diharapkan memasukkan Industri 4.0 pada kurikulum. Itu juga disampaikan kemahasiswa, bahwa dalam belajar tidak hanya perkuliahan dengan tatap muka tetapi ada perkuliahan online atau blended learning,” pungkas Wakil Rektor Bidang Akademik, INSTIPER Yogyakarta.
Luncurkan Studio Virtual Conference
Seiring dengan berjalannya waktu, Studio V-Con dipersiapkan. Saat ini, kampus pertanian tertua di Kota Pelajar sudah digunakan sejak 22 Juni 2020. “Kami memiliki Studio V-Con Mini ada 3 unit, Studio V-Con Utamaada 1 unit dan Studio V-Con (kelas Paralel) ada 1 unit berada di Fakultas Pertanian,” terang Ulfah.
Lebih lanjut, Ulfah menambahkan selain itu, pihaknya juga tengah mempersiapkan 15 kelas paralel. “Nantinya kelas paralel ini ada di beberapa gedung yang ada di lingkungan kampus INSTIPER. Terutama di Fakultas Pertanian, dengan kapasitas mahasiswa paling banyak. Kemudian, di Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Kehutanan. Dan, akan dipersiapkan kelas paralel di Laboratorium,” tambah Pengampu Mata KuliahTeknologi Hasil Pertanian.
Studio V-Con juga menjadi fasilitas dosen untuk menyampaikan materi perkuliahan. Hal ini menjadi standar. Bahkan dosen juga diwajibkan mengenakan pakaian rapi seperti pada umumnya saat mengajar atau tatap muka dengan mahasiswa di kelas.
Di dalam Studio V-Con yang terletak di lantai 3 gedung Perpustakaan Pusat INSTIPER terdiri dari 3 studio meeting room personal dan 1 studio utama. Pada setiap studio telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang perkuliahan daring seperti: smart TV, kamera, dan mini PC, microphone, dan pen tablet. Whiteboard untuk menulis ketika dosen menjelaskan materi, dan, ada ET-Pen untuk menulis yang bisa ditampilkan pada layar.
Kemungkinan mahasiswa baru juga masih banyak yang di daerah masing-masing. Studio V-Con ini juga memfasilitasi awal perkuliahan mahasiswa baru dan mahasiswa yang lain.
Sejalan dengan pemberlakuan New Normal, INSTIPER Yogyakarta saat ini tengah mempersiapkan Kelas paralel. Kelas paralel ini, untuk mengakomodasi pembelajaran tatap muka yang tetap menerapkan physical distancing. Sementara, sebagian mahasiswa tetap dapat mengikuti kuliah di waktu yang sama secara daring dari luarkelas. “Saat nantinya, perkuliahan tatap muka telah diizinkan kembali, mahasiswa dapat kembali mengikuti perkuliahan secara offline (tatap muka). Jadi, pelaksanaannya 1/3 mahasiswa anggota kelas mengikuti kuliah tatap muka di kelas, dan 2/3 kuliah online. Begitu seterusnya dirotasi,” kata Ulfah.
Selain kelas paralel, INSTIPER Yogyakarta juga sedang membangun 2 Studio V-Con Medium yang diperuntukkan untuk seminar dan ujian mahasiswa.
Kelas paralel ini di lengkapi dengan fasilitas berupa PC, kamera, microphone, layar dan LCD. Pada saat ini telah selesai dibangun 1 kelas paralel di Fakultas Pertanian dan sedang dikerjakan pembangunan 15 kelas paralel yang lain di Fakultas Pertanian, Teknologi Pertanian, Kehutanan, dan laboratorium.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 105)