• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Wednesday, 29 March 2023
Trending
  • Keberhasilan Pemerintah Tangani Pandemi & Percepat Pemulihan Ekonomi
  • Pendampingan Ekspor Bagi Para Pelaku UMKM di Berbagai Daerah
  • Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah
  • BPDPKS dan Universitas Terbuka Promosi UKMK Sawit
  • Harga TBS Riau Menjadi Rp2.831/Kg
  • Sawit Menbuka Isolasi dan Meningkatkan ekonomi
  • BPDPKS Bersama Universitas Terbuka Mengadakan Kegiatan Seminar Sosialisasi dan Promosi UKMK Sawit Mengenal Produk Olahan Kelapa Sawit
  • BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Inspektur Jenderal KLHK Bahas Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam sebagai Basis Pembangunan Wilayah dalam Webinar SAPPK
Berita Terbaru

Inspektur Jenderal KLHK Bahas Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam sebagai Basis Pembangunan Wilayah dalam Webinar SAPPK

By Redaksi SI4 months ago3 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Inspektur Jenderal KLHK
Inspektur Jenderal KLHK
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

 Indonesia saat ini telah memasuki urban era di mana perdesaan tidak lagi mendominasi. Perkembangan perkotaan di Indonesia membuka babak baru dalam upaya menghadapi tantangan perubahan kualitas lingkungan hidup akibat pembangunan. Meskipun demikian, pembangunan wilayah setidaknya harus tetap menjadi perhatian sebagai basis perkembangan perdesaan dan periurban.

Lebih lanjut, tata kelola lingkungan dan pembangunan wilayah berkelanjutan disampaikan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Ir. Laksmi Wijayanti, M.CP., dalam webinar SAPPK sesi 8 yang digelar secara hybrid dengan judul “Tantangan Keberlanjutan Lingkungan dalam Pembangunan Wilayah” pada Kamis (18/11/2022).

Visi Indonesia tahun 2045 yang berdasarkan kerangka kerja green economy mendorong resiliensi nasional untuk menciptakan sistem ekonomi berkelanjutan. Menurut Laksmi, Indonesia sangat berpotensi menjadi super power di bidang biodiversitas sebagai basis untuk pangan, energi terbarukan, serta pengembangan layanan dan infrastruktur kesehatan.

Baca juga :   Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan

Ketika negara lain berlomba-lomba untuk menjadikan sektor jasa sebagai andalan perekonomiannya, Indonesia yang masih mengandalkan sektor sumber daya dapat melakukan reformasi untuk mengubah metode ekstraktif menjadi layanan/jasa berbasis sumber daya.

“Berbicara mengenai pengembangan wilayah, Indonesia jelas sebuah negara yang tidak ada duanya. Di satu sisi membuat dia sangat kaya, di sisi lain negara ini ekosistemnya sangat sensitif. Tantangannya adalah bagaimana kita mengelola landscape Indonesia yang sangat unik seperti ini,” lanjutnya.

Laksmi juga menjelaskan tiga ekosistem utama yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaannya adalah hutan hujan, gambut, dan mangrove. Ketiganya merupakan indikator kunci dalam pendekatan ekosistem strategis Indonesia sekaligus menjadi bagian dari misi KLHK. Ekosistem-ekosistem ini memiliki porsi paling besar di Indonesia sehingga menjadi representasi strategi rehabilitasi lingkungan hidup.

Baca juga :   BPDPKS dan Universitas Terbuka Promosi UKMK Sawit

“Gambut sendiri kita ada 14 juta hektar tetapi kemudian yang harus diperbaiki adalah 2 juta hektar. Mangrove kita juga bicara sekitar 4 juta hektar dan ditargetkan harus direhabilitasi sampai 600 ribu hektar dalam lima tahun. Artinya persentase antara yang ada dengan yang harus dipulihkan juga cukup signifikan.”

Beberapa isu yang mengiringi upaya rehabilitasi tersebut adalah layanan yang terus menurun dan kemiskinan. Terutama bagi masyarakat di pinggiran hutan, kemiskinan masih menjadi isu terbesar karena minimnya aksesibilitas ke wilayah mereka. Merespons hal tersebut, pemerintah kemudian membuat terobosan untuk membuka akses hutan dan sumber daya alam di dalamnya agar kesejahteraan masyarakat di sekitarnya bisa membaik.

Kebijakan pemerintah tentang perhutanan sosial dan reforma agrarian misalnya. Melalui kebijakan ini, sebanyak 12 juta hektar wilayah hutan akan diberikan aksesnya kepada masyarakat untuk dimanfaatkan. 4 juta di antaranya merupakan objek reforma agraria yang mampu menginisiasi pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar ekosistem tersebut.

Baca juga :   Penurunan Harga Kelapa Sawit Sebesar Rp70,96/Kg

Target pertumbuhan wilayah inilah yang harus dikelola dengan benar karena merupakan daerah yang bersinggungan langsung dengan ekosistem ekosistem paling sensitif serta kawasan yang menjadi peruntukan konservasi. Menurut Laksmi, dalam beberapa tahun ke depan komunitas masyarakat ini dapat diarahkan untuk menjadi kantong-kantong pertumbuhan baru yang mampu menjadi penyeimbang bagi wilayah perkotaan.

“Semua wilayah ini akan menjadi driving force pembangunan yang harus segera dikelola, harus punya framework yang jelas, instrumennya harus tepat. Kita lihat juga sisi sustainable development, aktornya ada sisi bisnis, ada sisi masyarakat, yang banyak dipengaruhi oleh tatanan perdagangan ekonomi yang sekarang sudah banyak berubah,” ujarnya di akhir sesi pemaparan.

Sumber: itb.ac.id

Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Keberhasilan Pemerintah Tangani Pandemi & Percepat Pemulihan Ekonomi

2 hours ago Berita Terbaru

Pendampingan Ekspor Bagi Para Pelaku UMKM di Berbagai Daerah

2 hours ago Berita Terbaru

Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

18 hours ago Berita Terbaru

BPDPKS dan Universitas Terbuka Promosi UKMK Sawit

20 hours ago Berita Terbaru

Harga TBS Riau Menjadi Rp2.831/Kg

21 hours ago Berita Terbaru

Sawit Menbuka Isolasi dan Meningkatkan ekonomi

21 hours ago Berita Terbaru

BPDPKS Bersama Universitas Terbuka Mengadakan Kegiatan Seminar Sosialisasi dan Promosi UKMK Sawit Mengenal Produk Olahan Kelapa Sawit

23 hours ago Berita Terbaru

BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

1 day ago Berita Terbaru

Kinerja Industri Minyak Sawit Januari 2023: Produksi Stagnan, Stok Turun Ekspor Sawit Januari 2023 Naik Menjadi 2,946 Juta Ton

1 day ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 1 month ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 1 week ago1 Min Read
Latest Post

Keberhasilan Pemerintah Tangani Pandemi & Percepat Pemulihan Ekonomi

2 hours ago

Pendampingan Ekspor Bagi Para Pelaku UMKM di Berbagai Daerah

2 hours ago

Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

18 hours ago

BPDPKS dan Universitas Terbuka Promosi UKMK Sawit

20 hours ago

Harga TBS Riau Menjadi Rp2.831/Kg

21 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version