Inovasi teknologi pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sawit menjadi crude palm oil (CPO) semakin menarik untuk diikuti, karena berpotensi mengubah struktur pasar TBS dan kemudian distribusi pendapatan. Dahulu, mesin pengolah TBS menjadi CPO paling kecil berkapasitas 30 ton TBS per jam sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar.
Sekarang, tersedia mesin pengolah yang berkapasitas lebih kecil dan mampu beroperasi secara efisien. Inovasi teknologi telah memungkinkan hadirnya pabrik kelapa sawit (PKS) berskala kecil yang mampu beroperasi secara efisien. Tulisan ini membahas kemungkinan dampak sosial ekonomi dari kehadiran PKS berskala kecil tersebut.
Dampak yang akan segera terasa adalah meningkatnya persaingan mendapatkan TBS antar PKS, yang pada gilirannya akan mendongkrak harga TBS. Situasi ini akan menguntungkan produsen TBS, baik petani maupun pekebun besar tanpa PKS, sebaliknya mengancam PKS skala besar yang telah ada, terutama PKS skala besar tanpa kebun. Situasi ini mungkin juga mendorong petani plasma yang telah bermitra dengan PKS yang terintegrasi dengan kebun untuk menjual TBS-nya ke PKS yang bukan induknya apabila PKS induk tidak memberikan harga TBS yang kompetitif. Kegoncangan kemitraan inilah yang belakangan ramai dibicarakan.
Kehadiran PKS skala kecil yang didukung oleh teknologi yang efisien membuka kesempatan bagi investor lebih kecil untuk ikut bermain dan mem-peroleh manfaat dari industri sawit. Mengecilnya investasi yang dibutuhkan mendirikan PKS akan mengurangi hambatan untuk memasuki industri CPO, sehingga industri CPO akan semakin kompetitif. Tentu saja, konsumen CPO akan diuntungkan karena akan memperoleh harga CPO yang lebih rendah.
Beberapa dampak lain dari kehadiran PKS skala kecil yang efisien adalah:
- Distribusi pendapatan yang lebih merata: Industri berskala kecil cenderung memberikan lebih banyak kesempatan kerja di tingkat lokal. Hal ini dapat membantu mengurangi disparitas pendapatan antar daerah atau komunitas tertentu.
- Pengembangan komunitas lokal: Industri berskala kecil sering kali lebih terhubung dengan komunitas lokal mereka.
- Resilience terhadap krisis ekonomi: Dalam beberapa kasus, industri berskala kecil dapat lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi global karena mereka lebih fleksibel sehingga dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan pasar.
- Pembangunan kapasitas lokal: Dengan adanya investasi dalam teknologi dan manajemen modern, industri skala kecil dapat membantu meningkatkan kapasitas pengelolaan dan keahlian lokal dalam mengelola bisnis.
- Diversifikasi ekonomi lokal: Keberadaan industri skala kecil yang efisien dapat mem- bantu dalam diversifikasi ekonomi lokal. Hal ini mengurangi ketergantungan pada sektor–sektor ekonomi tunggal dan meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap fluktuasi pasar.
Disrupsi teknologi yang semakin cepat merupakan fenomena umum yang tidak dapat dihindari. Jurus paling ampuh untuk menghadapi situasi seperti ini agar tetap survive adalah beradaptasi. Masalah tidak akan pernah selesai bila kita abai, tidak akan menjauh bila kita hanya mengeluh. Adopsi teknologi yang disruptif perlu dihadapi dengan adopsi manajemen adaptif. (*)