Lima perusahaan sawit membukukan laba tertinggi sepanjang 2023. Harga CPO yang lebih rendah dibandingkan tahun 2022 ikut berdampak kepada kinerja keseluruhan perusahaan.
Perusahaan sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mempublikasikan laporan tahunannya pada Maret 2024. Merujuk dari laporan tersebut, tim redaksi mengkompilasi dan memetakan perusahaan sawit yang meraih laba tertinggi sepanjang 2023.
Sebagian besar kinerja perusahaan sangat bergantung kepada pergerakan harga CPO di tahun 2023. Akibat pelemahan harga, sejumlah perusahaan tergerus pendapatannya yang ikut berdampak kepada capaian laba. Berdasarkan data GAPKI, penurunan harga rata-rata CPO selama tahun 2023 dibanding 2022 di pasar CIF Rotterdam sebesar 28,7%, dimana rata-rata harga tahun 2023 adalah US$ 964/ton atau jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata US$ 1.352/ton.
Harus diakui bahwa dampak dari penurunan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia yang cukup signifikan dari US$ 39,07 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 30,32 miliar pada tahun 2023. Dengan stok awal tahun 2023 sebesar 3,69 juta ton, stok akhir produk CPO dan PKO Indonesia tahun 2023 diperkirakan mencapai 3,14 juta ton.
Berikut ini 5 perusahaan sawit dengan capaian laba bersih tertinggi sepanjang 2023:
1. PT Triputra Agro Persada Tbk
Pada 2023, penjualan emiten berkode TAPG ini terpangkas 11% dikarenakan penyesuaian harga seluruh komoditas. Perusahaan meraih pendapatan Rp 8,32 Triliun lebih rendah dari tahun 2022 berjumlah Rp 9,3 triliun. Sebagian besar pendapatan ditopang dari produk kelapa sawit.
Dalam segi finansial, Perseroan berhasil mencatatkan laba tahun 2023 sebesar Rp1,66 triliun, hasil yang baik ditengah melemahnya harga komoditas CPO & PK dan kenaikan biaya produksi khususnya harga pupuk bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Agar tidak merosot tajam, perusahaan meningkatkan kuantitas penjualan untuk produk CPO. Volume penjualan CPO naik menjadi sebanyak 677 ribu ton pada 2023. Di sisi lain Harga jual rata-rata CPO turun sebesar 9% menjadi sebesar Rp11.115 per kg.
Produksi TBS pada 2023 dari perkebunan inti telah mencapai lebih dari 3,050 juta ton, mengalami penurunan sebesar 5% dari produksi tertinggi tahun sebelumnya yaitu 3,2 juta ton. Dampaknya menggerus produksi CPO perusahaan menjadi 978 ribu ton.
Produk sawit Triputra Agro sebagian besar dijual kepada PT Sinar Alam Permai, PT Kutai Refinery Nusantara, dan PT Sinar Mas Agro Resources PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.
2. PT Astra Agro Lestari Tbk
Pada 2023, PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 20,75 triliun. Kontribusi pendapatan terbesar masih dari produk CPO dan turunannya yang sebesar Rp 19,2 triliun.
Merujuk data perusahaan, pendapatan AALI di tahun 2023 minus 5% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 21,83 triliun. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan harga rata-rata penjualan CPO sebesar 14% dan harga rata-rata penjualan kernel sebesar 38%.
Turunnya harga jual ini mampu diimbangi dengan kenaikan volume penjualan baik segmen CPO dan PKO. Pada 2023, Volume penjualan Perseroan untuk CPO dan turunannya mengalami peningkatan menjadi 1,70 juta ton atau naik 13% dari tahun 2022 di 1,50 juta ton. Proporsi serapan penjualan adalah 66% untuk market domestik dan 34% untuk ekspor kebeberapa negara tujuan seperti China, India, Filipina, dan Pakistan.
Sedangkan, penjualan kernel dan produk turunannya tumbuh sebesar 3% menjadi 273,41 ribu ton dari pada tahun 2022 berjumlah 265,48 ribu ton.
Selain pendapatan, laba bersih Perseroan juga merosot 38,8% dariRp 1,73 triliun di tahun 2022 menjadi Rp 1,056 triliun pada 2023.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 150)