Pada tahun 1964-1969, Nigeria merupakan produsen utama dunia. Produsen CPO Nigeria rata-rata 32,56% dari total produksi CPO dunia, sementara total produksi CPO Malaysia dan Indonesia masing-masing mencapai 19,4% dan 13,4%. Sejak tahun 1970, Malaysia berhasil menggeser kedudukan Nigeria dengan pangsa produksi 30,71%, sedangkan Nigeria dan Indonesia masing-masing memiliki pangsa 22,5% dan 12,93%. Produksi CPO Malaysia terus mendominasi produksi CPO dunia hingga tahun 2005. Tahun 2006 produksi CPO Indonesia mencapai 16,6 juta ton, sedangkan Malaysia sebesar 15,29% juta ton. Sejak tahun 2006, Indonesia berhasil mengunguli Malaysia dengan pangsa masing-masing 44,43% dan 40,9% terhadap produksi CPO dunia. Keberhasilan ini sekaligus mencerminkan pertumbuhan produksi CPO Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Malaysia, yakni 11,6% per tahun dan 10,9% per tahun.
Pada tahun 2013, produksi CPO Indonesia mencapai 31 juta ton (55,5%) dan produksi CPO Malaysia mencapai 19,2 juta ton, dengan pangsa 34,4%. Total pangsa produksi CPO Indonesia dan Malaysia mencapai 89,9%. Disamping itu, negara lainnya adalah Thailand dengan pangsa 3,8%, Colombia 1,9%, Nigeria 1,6%, Papua New Guinea 1,1% dan Equador 1%.
Minyak Kedele (Soybean Oil)
Pada tahun 1964, total produksi soybean oil dunia adalah 2.970.000 ton. Pada tahun 2013, produksi soybean oil dunia telah mencapai 42,78 juta ton. Dari tahun 1964-2000, produksi soybean oil dunia bertumbuh dengan laju 6,80%, dan setelah tahun 2000 tingkat pertumbuhan produksi soybean oil dunia adalah 4,05%.
Sumber : GAPKI