Dalam satu dekade, dari tahun 1980 ke tahun 1990, konsumsi minyak nabati naik dari sekitar 2,4 juta ton menjadi 3,1 juta ton, dengan growth 13% per tahun. Sumber utama minyak nabati didominasi oleh minyak kedele (39,8%), sedangkan peran minyak sawit semakin meningkat dengan pangsa 30,6% pada tahun 1990 dan selebihnya adalah minyak bunga matahari dengan pangsa 28,7%. Dalam dekade 1990-2000 konsumsi nabati menjadi 10,5 juta ton, dengan pertumbuhan yang pesat sebesar 23,5% per tahun. Tahun 2010, konsumsi minyak nabati telah mencapai 15,8 juta ton dengan laju pertumbuhan 5,1% per tahun. Tahun 2014 laju konsumsi naik 3,7% per tahun menjadi 19,9 juta ton.
Pada tahun 2014. Konsumsi utama minyak nabati terbesar di kawasan Asia Selatan adalah minyak sawit (64,7%), dan minyak kedele berada pada urutan kedua dengan proporsi 19,8%, sedangkan proporsi sunflower oil dan rapeseed oil masing-masing adalah 9,7% dan 5,8%. Proporsi minyak sawit meningkat pesat, sedangkan proporsi minyak kedele dan rapeseed oil menurun tajam. Hal ini menunjukan pola konsumsi bergeser dari rapeseed oil dan kedele ke minyak sawit.
Sumber : GAPKI