Asia Selatan. Kawasan Asia Selatan merupakan konsumen utama minyak sawit. Minyak sawit memiliki proporsi yang dominan sepanjang kurun waktu 1965-2014 dengan pangsa rata-rata 42,4%. Pada tahun 1965, konsumsi utama minyak nabati di kawasan ini adalah rapeseed oil dengan pangsa 77,5%, sementara minyak sawit baru berkisar 2% dan minyak kedele sebesar 26,6%. Sejak tahun 1980 peran minyak sawit mulai meningkat pada tahun 2014 telah mengeser dominasi rapeseed dan minyak kedele. Sementara pangsa sunflower oil masih tetap penting dengan pangsa rata-rata 12,5%.
Tahun 1965, total konsumsi minyak nabati kawasan Asia Selatan adalah 0.8 juta ton. Tahun 1980, konsumsi minyak nabati meningkat 3 kali lipat menjadi 2,4 juta ton, atau rata-rata meningkat dengan laju pertumbuhan 13% per tahun. Peningkatan ini berdampak pada pangsa konsumsi minyak sawit naik dari 2% tahun 1965 menjadi 30,6% pada tahun 1980. Sedangkan pangsa konsumsi minyak kedele naik menjdai 39,8%, sementara rapeseed oil menurun menjadi 28,7%. Hal ini menunjukan bahwa pola konsumsi nabati cenderung bergeser ke sunflower oil dan minyak sawit, sementara penuruana pangsa rapeseed oil cenderung menurun karena terbatasnya supply sumber minyak nabati ini di kawasan Asia Selatan. Dimana volume konsumsi 1965 tidak jauh berbeda dengan volume konsumsi rapeseed oil tahun 1980, yakni 629.000 ton dan 690.000ton.
Sumber : GAPKI