Tujuan ekspor minyak sawit Indonesia terutama pada tiga negara/kawasan yakni India, China dan Uni Eropa. Sekitar 70% dari ekspor minyak sawit Indonesia ditujukan ketiga kawasan tesebut. Meskipun ada perkembangan diverifikasi tujuan ekspor ke negara lain yang ditunjukan makin besarnya pangsa negara lain, volume ekspor minyak sawi ke India cenderung stabil.
Industri Hilir Minyak Sawit
Industri Minyak Goreng Sawit/Margarin/Shorening
Industri hilir minyak goreng sawit yang pertama dan tertua dalam agribisnis minyak sawit adalah industri minyak goreng. Di Indonesia, sebelum industri minyak goreng sawit berkemang, industri minyak goreng kelapa sudah lebih dahulu berkembang dan menjadi sumber utama minyak goreng di Indonesia. Dengan semakin langkanya bahan baku kelapa/kopra di satu pihak dan makin tersedia minyak sawit, secara bertahap sebagian besar industri minyak kelapakelapa beralih kepada industri minyak goreng sawit.
Menrut data tahun 2007 (Departemen Perindustrian RI, 2007) penyebaran lokasi industri minyak goreng sawit di Indonesia terutama berada pada enam posisi yakni Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara nasional, dari sekitar 15,2 juta ton kapasitas produksi industri minyak goreng sawit di Indonesia, sekitar 21,46% berada di Provinsi Riau, kemudian disusul Sumatera Utara denga pangsa 19,94%. Provinsi berikutnya adalah berturut-turut Jawa Timur (19,57%), Jawa Barat (17,12%), DKI jakarta (15,29%) dan Sumatera Utara (6,62%). Dengan demikian, sekitar 48% kapasitas industri minyak goreng sawit nasional berada di sentra-sentra produksi CPO nasional (Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan) dan sisanya (52%) berada di sentra-sentra konsumen minyak goreng. Tampaknya, lokasi industri minyak goreng sawit nasional tidak terlalu kuat mengikuti teori lokasi industri Weber, yang dikenal dengan indikator Indeks Material (Material Index).
Sumber : GAPKI