Untguk masyarakat kawasan Eropa, kehadiran minyak sawit yang lebih murah berdampak luas bagi ekonomi Eropa secara keseluruhan. Negara Eropa yang nerupakan negera-negara berpendapatan tinggi dan konsumsi tinggi (termasuk minyak nabati), ketersediaan minyak sawit yang lebih murah relatif dibanding soybean, rapeseed, sunflower oil dan lain-lain memungkinkan masyarakat Eropa dapat mempertahankan tingkat konsumsi atau mempertahankan tingkat kesejehteraannya.
Ketersediaan minyak sawit yang lebih murah secara global, juga menghindarkan industri-industri oleo kimia global terhindar dari kebangkrutan. Rapilus an Ahmad (2007) mengungkapkan bahwa industri oleo kimia Eropa, USA, Jepang, banyak mengalami under capacity terancam bangkrut akibat kekurangan bahan baku.Pemain industri oleo kimia global seperti Henkel, Unilever, Lonza, KAO, Protector and Gemble, Petrosina, Akzo Nobel, Degusa, Rhom, Stock Hausen, Gold schimidt, C W Hulse, Wella, Gillete, Clairol, Dial, Schwarzkoff dan lain-lain, terpaksa harus melakukan konsolidasi dengan berbagai cara antara lain, akibat kekurangan bahan baku. Sebagian besar industri oleo kimia global tersebut melakukan relokasi (subsidiary) dan kemitraan dengan negara-negara produsen CPO seperti Indonesia dan Malysia.
Sumber : GAPKI