Peran Ekspor Minyak Sawit dalam Perekonomian
Komoditas pertanian masih penyumbang terbesar dalam ekspor non migas Indonesia. Pangsa ekspor pertanian dalam total ekspor non migas masih cukup besar yakni 48 persen tahun 2005 dan 36 persen tahun 2013. Bahkan dari sektor manufaktur non migas, sebagian besar masih berbasis sumber daya alam (SDA). Sekitar 20 persern (tahun 2005) dan 19 persen (tahun 2013) dari total ekspor non migas berapa ekspor produk manufaktur sumber daya alam. Sementara produk manufaktur baerbasis non sumber daya alam pangsanya kecil dan menurun.
Peran ekspor CPO dan turunannya dalam ekspor netto non migas makin penting dan bahkan menjadi katup pengaman. Pada tahun 2004, kontri busi ekspor CPO dan turunannya baru mencapai 26 persen dari net ekspor non migas dan cenderung meningkat dari tahun ketahun. Bahkan tahun 2012 dan tahun 2013 pangsa ekspor CPO dan turunannya sudah diatas 100 persen. Artinya, sektor non migas Indonesia terhindar dari defisit trade, karena adanya ekspor CPO dan turunannya.
Peran penting dari ekspor CPO dan turunannya dalam perekonomian makin jelas jika dilihat dalam neraca transaksi berjalan (current account), NTB , Indonesia. Jika ekspor CPO dan produk turunannya tidak diperhitungkan (tanpa minyak sawit) NTB Indonesia sudah mengalamai defisit sejak tahun 2008. Dan defisit NTB tersebut mengalami peningkatan sejak tahun 2008 sampai 2013. Defisit NTB makin membengkak pada tahun 2012 dan 2013 ketika total net ekspor indonesia (non migas dan migas) mengalami defisit berturut-turut 12,7 dan 13 milyar dollar USA, sehingga defisit NTB menjadi sekitar 45 dan 47 milyar dollar USA.
Sumber : GAPKI