Keterkaitan kedepan perkebunan kelapa sawit bernilai 1.42. Setiap peningkatan output perkebunan kelapa swit (CPO) akan menghela peningkatan pengunaan CPO yang lebih besar sebagai input sektor lain. Sektor penguna CPO adalah industri minyak nabati, industri kimia, industri makanan. Sekitar 80% output CPO diserap industri minyak nabati, industri kimia khususnya oleokimia (14%), industri makanan (0,31%), perkebunan kelapa sawit itu sendiri (4,64%) dan sisanya sektor lain.
Secara keseluruhan, keterkaitan kebelakang perkebunan kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan keterkaitan kedepan. Hal ini berarti perkebunan kelapa sawit lebih berperan sebagai lokomotif ekonomi yang menarik perkembangan sektor-sektor lain melalui penggunaan outputnya sebagai input perkebunan kelapa sawit.
Sektor-Sektor Penyedia Input Perkebunan Kelapa Sawit
Sektor | Pangsa (%) |
Reinvestasi surplus | 33,94 |
Pupuk, kimia, pestisida | 18,43 |
Tenaga kerja | 17,31 |
Keuangan | 9,85 |
Bibit kelapa sawit | 4,64 |
Pertanian | 3,56 |
Bangunan | 4,07 |
Jasa tranportasi, perdagangan, restoran/hotel, komunikasi dan lain-lain | 4,19 |
Mesin dan peralatan | 1,38 |
Sektor lainnya | 2,36 |
Total | 100 |
Sumber : Tabel I-O (Statistik Indonesia, 2008)
Sumber : GAPKI