Perbedaan harga antara minyak goreng curah dengan minyak goreng bermerek tampaknya menarik beberapa supermarket/hypermart untuk membuat minyak goreng kemasan semi bermerek dan dipasarkan dengan tingkat harga antara goreng bermerekdengan minyak goreng curah. Segmen pasar yang dibidik minyak goreng semi bermerek ini adalah konsumen baigan atas kelas berpendapatan rendah dan bagian bawah kelas berpendapatan tiinggi atau lazim disebut konsumen kelas menengah.
Secara keseluruhan, dibandingkan dengan volume produksi minyak goreng yang dihasilkan daya serap pasar domestik yakni konsumen minyak goreng masih terbatas. Akibatnya sebagian besar produksi minyak goreng nasional ditujukan untuk ekspor. Produksi total minyak goreng Indonesia selama periode tahun 2002-2008 cenderung dan makin mengarah pada ekspor. Pada tahun 2002 sebesar 61% produksi minyak goreng nasional masih dipasarkan di dalam negri (konsumsi domestik), setelah tahun tersebut sampai tahun 2008 pangsa produksi minyak goreng nasional ditujukan untuk ekspor.
Untuk minyak goreng sawit dan kelapa, kecenderungannya sama. Pangsa ekspor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sedemikian rupa sehingga terjadi pembalikan yakni dari pasar domestik menjadi pasar ekspor. Pangsa ekspor minyak goreng sawit meningkat dari sekitar 38% tahun 2002 menjadi sekitar 59% pada tahun 2008. Bahkan minyak goreng kelapa dalam periode tahun 2002-2008 secara konsisten sebagian besar ditujukan untuk ekspor.
Berbeda dengan produksi minyak goreng kelapa dalam periode minyak goreng lainnya dalam periode tahun 2002-2008 secara umum sebagian besar ditujukan untuk pasar domestik. Namun terjadi kecenderungan bahwa pangsa untuk ekspor mengalami peningkatan dan makin beriringan dengan pangsa untuk pasar domestik.
Sumber : GAPKI