Hal yang menarik adalah Riau. Sampai tahun 2006, PDRB non migas sentra sawit dengan non sentra sawit relatif sama. Namun setelah tahun 2006, PDBR non migas sentra sawit lebih cepat bertumbuh dibandingkan PDRB non migas sentra sawit makin besar dengan non sentra sawit. Hal ini terjadi karena sebelum tahun 2006 sebagian besar perkebunan kelapa sawit Riau masih TBM dan TM muda. Namun setelah tahun 2006 produksi CPO Riau bertumbuh cepat.
Perbedaan lebih kontras antara PDRB non migas sentra sawit terjadi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Pertumbuhan produksi CPO yang lebih tinggi setelah tahun 2000, telah memacu pertumbuhan yang lebih cepat PDRB non migas pada kedua sentra sawit tersebut.
Bukti-bukti emperis tersebut menunjukan bahwa perkebunan kelapa sawit memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan bagian penting dari upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil studi ini juga mengukuhkan hasil studi (Susila, 2004; World Growth, 2011; Joni, 2012; Rofiq, 2012) yang menyimpulkan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia bagian penting dari pembangunan daerah pedesaan (rural development).
Sumber : GAPKI