Kebutuhan Lahan untuk Menghasilkan 1.000 Ton Minyak Nabati dari Berbagai Jenis Minyak Nabati Global
Jenis minyak nabati | Produktivitas minyak (Ton/Ha) | Kebutuhan lahan untuk 1.000 ton minyak nabati (Ha) |
Soybean | 0,45 | 2.222 |
Rapeseed | 0,69 | 1.449 |
Sunflower | 0,52 | 1.923 |
Groundnuts | 0,45 | 2.222 |
Coconut | 0,34 | 2.941 |
Cotton | 0,19 | 5.263 |
Palm oil | 4,27 | 234 |
Sumber: Oil World, 2010
Selain hemat lahan, perkebunan sawit juga lebih hemat input (seperti pupuk, pestisida maupun energi) dan minimal polusi/emisi yang masuk ke air dan ke dalam tanah. Perkebunan kelapa sawit lebih hemat pupuk (N,P) dibandingkan dengan soybean dan rapeseed. Demikian juga dalam pengunaan energi, perkebunan kelapa sawit lenih hemat dibandingkan minyak nabati lainnya.
Perbandingan Penggunaan Input dan Polusi Air/Tanah antara Perkebunan Kelapa Sawit dengan Minyak Nabati Lain untk Per Ton Minyak Nabati yang Dihasilkan
Indikator | Kelapa Sawit | Soybean | Rapeseed |
Input
N (kg) Phosphorus (kg P2O5) Pesticide/Herbicide (kg) Energi (GJ) |
47 8 2 0,5 |
315 77 29 2,9 |
99 42 11 0,7 |
Polusi ke Air/Tanah
N (kg) Phosphorus (kg P2O5) Pesticide/Herbicide (kg) |
5 2 0,4 |
32 23 23 |
10 13 9 |
Sumber: FAO (1996)
Pada perkebunan kelapa sawit untuk setiap penggunaan satu GJ energi fosil-fuel dapat menghasilkan energi/minyak nabati sebesar 2 ton. Sementara dari soybean hanya diperoleh 0,34 ton minyak dan 1,4 ton minyak rapeseed. Hal ini bermakna bahwa dalam upaya internasional menghemat pengunaan energi fosil maka penggunaan energi fosil untuk produksi minyak sawit dapat menjadi pilihan rasional.
Sumber : GAPKI