Sawit Pelestarian Biodiversity pada Perkebunan kelapa
Meskipun perkebunan kelapa sawit secara tata ruang dan fungsi bukan untuk pelestarian biodiversity, perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga ikut melestarikan biodiversity baik fauna maupun flora melalui mekanisme sebagai berikut: (1) Sebagai HGU perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang tidak layak untuk budidaya (topografi, sungai, sumber mata air, dll) dijadikan tempat pelestarian biodiversity (high conservation valve); (2) Perkebunan kelapa sawit yang merupakan satanding biomass setidaknya selama 25-30 tahun (sebelum di raplanting)merupakan tempat hidup berbagai ragam flora dan fauna; (3) Perkebunan kelapa sawit itu sendiri secara built-in merupakan cara pelestarian biodiversity (tanaman kelapa sawit itu sendiri) termasuk multi fungsi (ekonomi, sosial, ekologis) yang melekat pada perkebunan kelapa sawit secara lintas generasi.
Bukankah jenis tanaman yang lestari pada zaman sekarang adalah jenis tanaman yang dibudidayakan secara global dan turun temurun? Dan bukankah berbagai flora dan fauna telah punah atau terancam punah di planet adalah karena tidak dibudidayakan manusia?
Dari segi pemanfataan dan pelestarian multifungsi dari biodiversity, kelapa sawit adalah suatu contoh yang dapat dipelajari makna dari pentingnya plasma nutfah. Dari empat biji yang ditaman di Kebun Raya Bogor tahun 1848, melalui pemanfaatan dan pelestarian multifungsinya, manfaat sosial, ekonomi dan ekologisnya dapat dinikmati secara lintas generasi, lintas suku/bangsa/negara seperti saat ini.
Sumber : GAPKI