Perkebunan Kelapa Sawit Berfungsi Ekologis
Secara ekofisilogis sebagai indikator menunjukan bahwa hutan dengan perkebunan kelapa sawit memiliki karakteristik ekologis yang mirip. Dari fungsi tata air misalnya (evapotrasi, cadangan air tanah, penerusan curah hujan, laju infiltrasi dan kelembaban)hutan tropis sama dengan perkebunan pat dari pada stok karbon pada hutan tersebut mencerminkan besarnya volume biodiversity hutan. Oleh karena itu hutan difungsikan terutama sebagai pelestarian biodiversity dan penyimpanan stok karbon.
Untuk indikator laju penyerapan CO2 dari atmosfir bumi, perkebunan kelapa sawit justru lebih kelapa sawit. Keunggulan hutan tropis adalah stok karbon (total biomas) yang mencapai empat kali liunggul dibandingkan hutan. Berbagai indikator laju penyerapan CO2 dari atmosfir bumi seperti efisiensi fotosintesis, efisiensi kovenrsi energi matahari, asimilasi netto, produksi oksigen, perkebunan kelapa sawit lebih unggul dibanding hutan. Akibatnya, incremental biomas dan produktifitas bahan kering pertahun perkebunan kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan hutan.
Dengan keunggulan masing-masing perkebunan kelapa sawit dan hutan yang demikian justru menguntungkan upaya pelestarian ekosistem global, asal ditempatkan pada fungsi ruang yang tepat. Hutan memang harus difungsikan sebagai pelestarian biodiversity dan stok karbon. Sementara untuk menyerap kembali CO2 atmosfir bumi (agar konsentrasi GHG atmosfir bumi tidak meningkat), merupakan keunggulan fungsi ekologis perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian hutan dan kelapa sawit adalah dua sub ekosistem yangberkontribusi pada pelestarian ekosistem global.
Sumber : GAPKI