Selain sebagian sumber devisa, ekspor minyak sawit dan produk turunannya juga merupakan sumber penerimaan pemerintah yakni dari Bea Keluar ekspor minyak sawit. Secara akumulatif penerimaan pemerintah dari bea keluer minyak sawit meningkat dari Rp. 4,2 triliun (2007) menjadi Rp. 100,3 triliun (2014). Tentu selain dari bea keluar, industri minyak sawit juga menjadi sumber penerimaan (pajak) pemerintah baik dari Land tax, Volue Added tax dan Income tax.
Dampak dan Manfaat CPO Bagi Masyarakat Global
Peningkatan produksi minyak sawit dunia khususnya minyak sawit Indonesia telah membawa perubahan pada landcape pasar minyak nabati dunia khususnya pada 4 minyak nabati utama dunia (Palm Oil, Soybean, Sunflower, Rapeseed). Pada tahun 2014, luas areal minyak nabati dunia adalah sekitar 191 juta Ha, dimana 58 persen (110 juta Ha) adalah areal soybean oil. Sedangkan luas areal palm oil plantation hanya 10 persen.
Namun dari segi produksi minyak, dengan areal 110 juta Ha, soybean oil hanya menghasilkan minyak sebesar 47 juta ton atau 31 persen dari produksi4 minyak nabati utama dunia. Sedangkan palm oil dengan areal seluas 19 juta Ha mampu menghasilakan minyak sebesar 62 juta ton atau 41 persen dari total produksi 4 minyak nabati utama dunia. Dengan demikian, telah terjadi perubahan pangsa minyak sawit dan minyak kedele dalam pasar minyak nabati dunia. Pangsa minyak sawit meningkat dari 26 persen (1980) menjadi 41 persen (2014). Sedangkan pangsa minyak kedele turun dari 53 persen menjadi 31 persen pada priode yang sama.
Sumber : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc