Pertumbuhan produksi CPO Indonesia yang begitu cepat merubah posisi Indonesia pada pasar minyak sawit dunia. Indonesia berhasil menjadi produsen CPO terbesar dunia (sejak tahun 2006) dan pada tahun 2014 pangsa Indonesia mencapai 53 persen dari produksi CPO dunia. Sedangkan Malaysia berada diposisi kedua dengan pangsa 33 persen.
Produksi minyak sawit Indonesia sebagaian besar ditunjukan untuk ekspor, hanya sekitar 20-25 peren yang digunakan untuk konsomsi industri domestik. Konsumsi domestik tersebut, mencakup untuk industri oleofood, oleokimia, detergen/sabun dan biodiesel. Sejak tahun 2011 Indonesia telah mendorong hilirisasi minyak sawit didalam negri melalui tiga jalur hilirisasi yakni jalur hilirisasi industri oleofood, jalur hilrisasi industri oleokimia dan jalur hilirisasi biofuel. Tujuannya selain meningkatkan nilai tambah juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar CPO dunia.
Jalur hilirisasi biofuel dikaitkan dengan kebijakan mandatory biodiesel dari B-5 (2010), B-10 (2012), B-15 (2014) dan B-20 (2016), selain untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM fosil juga mengurangi emisi dari BMM fosil. Untuk merelisasikan kebijakan mandatory tersebut, produksi biodiesel berbasis minyak sawit (FAME: fatty acid methyl ester) ditingkatkan baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun untuk ekspor.
Sumber : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc