Dalam satu abad, Indonesia telah berkembang menjadi negara produsen minyak sawit dunia, dengan luas 10,4 juta Ha, yang terdiri atas Perkebunan Swasta 52 persen, Perkebunan Negara 7 persen dan Perkebunan Rakyat 42 persen. Makalah ini menyajikan perkembangan mutakhir industri sawit Indonesia, dan isu-isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan yang terkait. Perkebunan kelapa sawit Indonesia berperan penting dalam empat aspek, yaitu pembangunan ekonomi inklusif (inclusive growth); pembanguanan pedesaan (rural development); pengurangan kemiskinan (poverty alleviantion); dan pelestarian lingkungan (environmental sustainability), sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
Perkembangan Mutakhir
Perkembangan industri minyak sawit Indonesia mengalami akselerasi setelah model perkebunan kelapa sawit inti rakyat (PIR) berhasil dikembangkan sebagai bentuk sinergi antara petani dengan korporasi yang dikenal dengan proyek NES (Nurcleus Estate and Smallholders) yang dibiayai Bank Dunia, mulai dari NES I sampai NES VII yang dinilai berhasil. Keberhasilan NES tersebut, dikembangkan dengan berbagai model NES yakni PIR Khusus dan PIR Lokal (1980-1985), PIR Transmigrasi (1986-1995), PIR Kredit Koperasi Primer untuk Para Anggotanya (1996). Melalui pola PIR tersebut, perkebunan kelapa sawit berkembang dari Sumatera Utara, Aceh, Ke Riau, Kalimantan dan ke daerah lain di Indonesia.
Melalui pengembangan pola NES tersebut, perkebunan kelapa sawit Indonesia meningkat dari sekitar 300 ribu Ha (1980) menjadi sekitar 10 juta Ha (2014). Dan produksi CPO meningkat dari sekitar 700 ribu ton (1980) menjadi 29 juta ton (2014).
Sumber : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc