Peranan ekspor CPO dan turunannya, dalam ekspor netto non migas makin peting dan bahkan menjadi katup pengaman. Pada tahun 2004, kontribusi ekspor CPO dan turunnya baru mencapai 26% dari net ekspor non migas dan cenderung meningkat dari tahun ketahun. Bahkan tahun 2012 dan tahun 2013 pangsa ekspor CPO dan turunannya sudah diatas 100%. Artinya, sektor non migas Indonesia terhindar dari defisit trade, karena adanya ekspor CPO dan turunannya.
Peran penting dari ekspor CPO dan turunannya dalam perekonomian makin jelas jika dilihat dalam neraca transaksi berjalan (current account), NTB, Indonesia. Jika ekspor CPO dan produk turunannya tidak diperhitungkan (tanpa minyak sawit) NTB Indonesia sudah mengalami defisit sejak tahun 2008. Dan difisit NTB tersebut mengalami peningkatan sejak tahun 2008 sampai tahun 2013. Defisit NTB makin membengkak pada tahun 2012 dan 2013 ketika total net ekspor Indonesia (non migas dan migas) mengalami defisit berturut-turut 12,7 dan 13 milyar dolar USA, sehingga difisit NTB menjadi 45 dan 47 milyar dolar USA.
Jika ekspor CPO dan turunannya diperhintungkan (dengan minyak sawit), NTB Indonesia sejak tahun 2004-2011 masih positif. Defisit NTB tahun 2012 dan 2013 tidak lagi mampu ditutup oleh ekspor CPO dan turunannya.
Sumber: PASPI