Dengan demikian perkebuna kelapa sawit salah satu sektor ekonomi nasional yang pro-output, pro-income, pro-job dan pro-value added. Sektor-sektor ekonomi utama (10 besar sektor ekonomi) yang menikmati multiplier effect dari peningkatan permintaan akhir perkebunan kelapa sawit (CPO). Dampak peningkatan akhir perkebunan kelapa sawit terhadap output perekonomian (multiplier output) maupun terhadap income (multiplier income) selain dinikmati sektor perkebunan kelapa sawit itu sendiri, juga dinikmati sektor keuangan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, industri kimia/pupuk/pestisida dan sektor-sektor lainnya.
Jika permintaan CPO meningkat bukan hanya menarik peningkatan output dan pendapatan pada perkebunan kelapa sawit saja, tetapi juga peningkatan output dan pendapatan sektor-sektor lain seperti keuangan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, industri kimia/pupuk/pestisida dan sektor lainnya.
- Peran Ekspor Minyak Sawit dalam Perekonomian
Komoditas pertanian masih penyumbang terbesar dalam ekspor non migas Indonesia. Pangsa ekspor pertanian dalam total ekspor non migas masih cukup besar yakni 48% tahun 2005 dan 36 % tahun 2013. Bahkan dari ekspor sektor manuafakturnon migas, sebagain besar masih berbasis sumberdaya alam (SDA). Sekitar 20% (tahun 2005) dan 19% (tahun 2013) dari total ekspor noon migas berapa ekspor produk manufaktur sumber daya alam. Sementara produk manufaktur berbasis non sumber daya alam pangsanya kecil dan menurun.
Sumber: PASPI