Industri Minyak Sawit Hemat Sumberdaya dan Minimum Polusi
Kebutuhan minyak nabati untuk konsumsi masyarakat global akan meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk maupun pertumbuhan ekonomi. Sementara ketersediaan lahan untuk produksi minyak nabati global makin terbatas baik dinegara maju maupun negera-negara berkembang. Solusinya adalah masyarakat global harus memilih minyak nabati yang memiliki produktivitas per satuan luas lahan yang lebih tinggi (hemat lahan).
Perkebunan kelapa sawit dibandingkan dengan jenis minyak nabati lainnya, merupakan minyak nabati yang hemat sumberdaya lahan. Untuk menghasilkan 1000 ton minyak nabati, perkebunan kelapa sawit hanya memerlukan lahan seluas 234 hektar. Ssementara jenis tanaman minyak nabati lainnya memerlukan lahan yang lebih luas yakni soybean (2.222 Ha), rapeseed (1.449 Ha) dan sunflower (1.923 Ha).
Selain hemat lahan, perkebunan kelapa sawit juga lebih hemat input (seperti pupuk, pestisida maupun energi) dan minimal polusi/emisi yang masuk ke air dan kedalam tanah. Perkebunan kelapa sawit lebih hemat pupuk (N,P) dibandingkan dengan soybean dan rapeseed. Demikian juga dengan pengunaan energi, perkebunan kelapa sawit lebih hemat dibandingkan minyak nabati lainnya.
Sumber: PASPI