Secara alamiah (diciptakan Tuhan) tumbuhan hijau merupakan bagian penting dari pelestarian daur (cyrlcle) karbondioksida (CO2), oksigen (O2) dan airi (H2O) dalam ekosistem planet bumi. Dengan perkataan lain pertanian (tanaman) memiliki fungsi ekologis. Adanya fungsi ekologis pertanian yang sudah lama diketahui (OECD, 2001; Huylenbroek, et al.,2007). Kelapa sawit merupakan tanaman ideal yang mengkonversi fotosintesis (potosynthetically active radiation, PAR) menjadi biomas (Fairhurst and Hardter, 2005). Selama proses asimilasi, tanaman kelapa sawit menyerap karbondioksida (CO2) dari atmosfir bumi dan melepas oksigen (O2) ke atmosfir bumi. Pada saat respirasi kelapa sawit melepas CO2 dan secara neto (fotosintesis/asimilasi minus respirasi) kelapa sawit adalah menyerap CO2 dari atmosfir bumi (Hansen, 1999; Fairhurst and Hardter, 2005).
Fiksasi neto CO2 dari atmosfir bumi, menjadi biomas pohon kelapa sawit. Chan (2002) mengukur produksi biomas perkebunan kelapa sawit (standing biomass) dan jumlah kandungan karbon pada berbagai umur kelapa sawit. Dibandingkan dengan hutan tropis, jumlahkarbon yang terfiksasi dalam biomas hutan tropis (in circulation and annual increment) relatif sama. Perbedaanya adalah annual increment fiksasi carbon pada kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan pada hutan tropis, karena hutan tropis sudah pada fase steady-state (asimilasi sama dengan respirasi), sementara kelapa sawit masih bertumbuh (asimilasi > respirasi). Dengan perkataan lain, untuk menyerap kembali CO2 dari atmosfir bumi, perkebunan kelapa sawit jauh lebih unggul dari pada hutan.
Dengan mengunakan stending biomass dan jumlah karbon hitungan Chan (2002) dapat ditunjukan jumlah karbon yang diserap perkebunan kelapa sawit perkebunan kelapa sawit Indonesia. Volume fiksasi karbon perkebunan kelapa sawit Indonesia meningkat dari 30,34 juta ton tahun 1990 menjadi 200 juta ton tahun 2010, akibat peningkatan luas areal maupun perubahan komposisi umur kelapa sawit. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan di planet bumi. Volume O2 yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit 18,7 ton O2/Ha/tahun, yang lebih besar dibandingkan hutan tropis sekunder yang hanya 7,09 ton O2/Ha/tahun (Hansen, 1999; Harahap, et al., 2005).
Sumber: PASPI