Untuk membangun pedesaan dan mengurangi kemiskinan di Indonesia Asian Development Bank (ADB, 2004) merekomendasikan enam starategi prioritas yakni : (1). Revitalizing agricultural productivity growth,(2). Supporting competitive and efficient agribusiness and farming systems and viable rural industrial cluster, (3). Enabling growth and enhanced productivity of the rural non-farm economy, (4). Making natural resource capital more accessible, pro-poor and pro-environment, (5). Accelerating human resource development, and (6). Strengthenig of social capital, empowerment of rural communities and collaborative action at all levels.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit sebagai bagian dari pembangunan pertanian/pedesaan di Indonesia, dimulai dengan pilot project bantuan Bank Dunia, yang dikenal dengan program Perkebunan Inti Rakyat/PIR (nucleus estate smallholders, NES). Dalam program NES perusahaan perkebunan (Swasta dan BUMN) bekerja sama dengan perkebunan kelapa sawit rakyat. Yang bertindak sebagai inti (nucleus) adalah perusahaan Perkebunan Negara (state-owned) dan perusahaan sswasta (private) sementara petani lokal sebagai plasma, dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Keberhasilan NES ini kemudian dikembangkan dan diperluas dengan berbagai pola NES yakni PIR-Lokal (local-NES), PIR Khusus (specific-NES), PIR Transmigrasi (transmigration-NES), PIR Kredit Koperasi Para Anggota (cooperative credit-NES) dan terakhir PIR Revitalisasi (NES-Revitalization of Plantation).
Sumber: PASPI