Dimasa yang akan datang, perkebunan rakyar diperkirakan masih bertumbuh dan akan melampaui pangsa perusahaan perkebunan, khususnya dari segi luas areal. Dengan makin terbatasnya lahan sehamparan yang relatif luas di Indonesia, akan membatasi ruang gerak perusahaan perkebunan untuk memperluas areal. Sebaliknya perkebunan rakyat yang sekalanya relatif kecil, umumnya kurang dari 10 hektar, masihterbuka untuk menambah jumlah petani sawit.
Hal yang menarik dari struktur pengusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah makin meningkatnya pangsa perkebunan rakyat. Tidak hanya sektor ekonomi di Indonesia di mana BUMN dan perusahaan swasta hidup berdampingan dengan usaha rakyat dengan pangsa rakyat makin membesar. Struktur perusahaan perkebunan kelapa sawit yang demikian secara ekonomi lebih berkualitas. Rakyat banyak terlibat langsung dalam membuat “kue ekonomi” sedemikian rupa sehingga ikut secara langsung menikmati “kue ekonomi” yang tercipta, melalui mekanisme ekonomi.
Industri Minyak Goreng Sawit/Margarin/Shortening. Industri hilir minyak goreng sawit yang pertama dan tertua dalam rantai pasok minyak sawit adalah industri minyak goreng. Di Indonesia, sebelum industri minyak goreng sawit berkembang, industri minyak goreng kelapa sudah lebih dahulu berkembang dan menjadi sumber utama minyak goreng di Indonesia. Dengan semakin langkahnya bahan baku kelapa/kopra, secara bertahap sebagian besar industri minyak kelapa beralih kepada industri minyak goreng sawit.
Sumber: PASPI