Perkebunan Kelapa Sawit Menurunkan Kemiskinan di Pedesaan
Dampak pertumbuhan produksi CPO (akibat peningkatan permintaan CPO) terhadap peningkatan pendapatan (multiplier income) tidak hanya dinikmatai pelaku perkebunan kelapa sawit saja melainkan juga dinikmati masyarakat yang bekerja disektor-sektor ekonomi lain. Dari pendapatan yang tercipta dalam perekonomian akibat pertumbuhan CPO, sekitar 64 persen dinikmati pelaku perkebunan kelapa sawit dan sisanya yakni 36 persen dinikmati sektor-sektor lain baik yang ada dipedesaan maupun di perkotaan (Amzul, 2011).
Manfaat pertumbuhan produksi CPO (misalnya akibat ekspor) bukan hanya dinikmati pemilik kebun sawit tetapi juga tenaga kerja baik yang bekerja di perkebunan/pertanian (termasuk perkotaan). Dengan dampak perubahan perkebunan produksi kelapa sawit yang demikian maka peningkatan produksi CPO berkaitan dengan penurunan kemiskinan. Meningkatnya produksi CPO, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di daerah pedesaan sehingga menurunkan angka kemiskinan.
Peningkatan produksi CPO menurunkan kemiskinan pada kabupaten-kabupaten sentra sawit di Sumatera Utara. Setiap peningkatan produksi CPO sebesar 10 persen, menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 6,58 persen. Disentra-sentra sawit Provinsi Riau, peningkatanpeningkatan produksi CPO berpengaruh secara signifikan. Pada penurunan persentasi penduduk miskin, dengan nilai elastisitas -0,47. Setiap peningkatan 10 persen produksi CPO, dapat menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 4,7 persen.
Sumber: PASPI