Secara umum, struktur pendidikan penduduk dikawasan pedesaan (BPS, 2002) sebagian besar merupakan tenaga kerja berpendidikan sekolah dasar kebawah. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang terserap diperkebunan kelapa sawit menunjukan bahwa perkebunan kelapa sawit secara umum lebih akomodatif terhadap tenaga kerja yang tersedia dikawasan pedesaan.
Penyerapan tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun seiring dengan perluasan kebun, peningkatan produksi dan perkembangan industri hulu dan hilir. Pada tahun 2000, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perkebunan kelapa sawit baru sekitar 2 juta orang, tahun 2000 meningkat menjadi 5,5 juta orang tahun 2013.
Dengan fakta tersebut perkebunan kelapa sawit merupakan sektor ekonomi pedesaaan yang bersifat pro-job. Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit menciptakan kesempatan kerja baru di pedesaan. Jika diasumsikan setiap pekerja menangung 4 orang anggota keluarga, maka dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2013, sekitar 22 juta orang penduduk memiliki sumber pendapatan dari perkebunan kelapa sawit.
Sumber