Jebsen & Jessen membidik Indonesia sebagai prioritas utama di Asia Tenggara. Ada enam segmen bisnis yang menjadi andalan perusahaan untuk memperkuat posisinya.
“Lima tahun lalu, segmen bisnis JJ-Lurgi memberikan kontribusi cukup besar kepada pendapatan kami di Indonesia. Lantaran, ada pembangunan pabrik oleokimia dengan kapasitas produksi signifikan,”ujar Chairman Jebsen & Jessen South East Asia (SEA), Heinrich Jessen.
Dia mengakui bisnis kelapa sawit mempunyai siklus tersendiri sehingga bisnis JJ-Lurgi bergantung kepada situasi industri sawit. Memang, JJ-Lurgi ini mempunyai spesialisasi pembangunan teknologi di segmen oleokimia seperti fatty acid, fatty alcohol, dan metil ester. Ketika, perusahaan sawit ingin memulai pembangunan refineri yang sederhana dan ingin lebih dari itu untuk menuju pengolahan hilir sawit yang lebih bagus. Maka, kata Heinrich, JJ-Lurgi dapat menyediakan teknologi terbaiknya dimana lebih efisien dan hemat energi.
“Selain itu, ada pula teknologi pengolahan minyak untuk mengurangi dampak 3-MCPD (red- kandungan karsinogenik). Tapi ini perlu dirilis lebih lanjut,” ujarnya.
Tahun ini, dikatakan Heinrich, bisnis kami lainnya yaitu MHE Demag juga berkontribusi bagus. “Jadi, cukup seimbang bagi perjalanan perusahaan,”paparnya.
Jebsen & Jessen Indonesia adalah perusahaan multinasional yang bergerak di segmen bisnis manufaktur, rekayasa, tambang, dan distribusi, memaparkan hasil kerja dan pengembangan inovasi teknologinya di Indonesia. Perusahaan ini telah hadir selama 40 tahun lamanya di Indonesia ini telah menjalankan 6 unit bisnis dari 7 unit yang dikembangkan di wilayah Asia Tenggara.
Semenjak 2015, pihaknya telah memutuskan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu strategi bisnis perusahaan di Asia Tenggara. “Sekitar sepuluh atau limabelas tahun lalu, Indonesia menempati posisi kelima di wilayah Asia Tenggara. Tapi sekarang, prioritas kami adalah Indonesia, diperkirakan berada di posisi pertama pada 2020,”tambahnya.
Menurut Heinrich, target pertumbuhan perusahaan diproyeksikan sekira 17%-18% sampai 2025 di Indonesia. Dalam pandangannya, Indonesia punya perekonomian yang cukup baik. Kami melihat kemungkinan besar Indonesia akan tetap menjadi penggerak utama untuk pengembangan perekonomian kawasan,” ujarnya.
Heinrich menambahkan,”Pasar juga tumbuh walaupun belum sesuai harapan. Untuk itu, kami membawa berbagai produk dan teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagai contoh di produk kabel, ada customer baru kami yaitu PT INKA.”
Jebsen & Jessen berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnisnya di Asia Tenggara, melalui realisasi investasi perluasan pabrik untuk menyuplai kebutuhan kabel dalam negeri dan juga penguatan ekspor ke wilayah ASEAN.
Selain itu, Indonesia juga didapuk sebagai pusat aktivitas produksi life science dan design manufacture and service, semisal pembuatan crane untuk peralatan pengangkatan. “Selain itu kami juga melakukan investasi di sektor manajerial SDM dan teknisi yang jumlahnya 850 karyawan. Kami buka kantor layanan di 32 titik di Indonesia. Ini menunjukkan komiten dan betapa pentingnya Indonesia untuk kami,” kata Heinrich.