JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Nugraha Mansury menekankan pentingnya investasi untuk percepatan transisi energi dan infrastruktur hijau. Pesan ini disampaikan dalam sesi diskusi pada ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9) di Jakarta.
Dalam sesi mengenai transisi hijau, Wamenlu Pahala mengutip laporan Bloomberg yang menyatakan bahwa tahun lalu investasi energi terbarukan global melampaui USD 1,1 triliun. Wamenlu Pahala sampaikan, “Ini artinya energi terbarukan adalah energi masa depan dan tidak hanya menjadi komoditas, namun juga motor penggerak pertumbuhan ekonomi”.
Memahami bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan kunci kesejahteraan masa depan, Keketuaan Indonesia di ASEAN mendorong upaya kolaboratif untuk mempercepat transisi energi. Upaya tersebut difokuskan pada tiga prioritas yaitu: investasi pada sektor ekonomi hijau, pemanfaatan potensi blue economy, dan percepatan transformasi digital.
Di sektor ekonomi hijau, ASEAN telah miliki lebih dari 80 inisiatif dengan total nilai USD 34 miliar, termasuk ASEAN Power Grid. Investasi di sektor ini perlu terus ditingkatkan. Sementara di sektor blue economy ASEAN, diperkirakan dapat menghasilkan USD 3-6 triliun pendapatan dan menciptakan 260 juta lapangan kerja per tahun. Selain dua sektor ini, ekonomi digital juga menjanjikan dan diperkirakan potensinya mencapai USD 2 triliun pada tahun 2030 dengan memanfaatkan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA).
Selain berbicara mengenai transisi hijau, Wamenlu Pahala juga menjadi pembicara pada sesi mengenai pembangunan infrastruktur hijau. Wamenlu Pahala menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero pada tahun 2060.
Wamenlu Pahala sampaikan lima strategi Indonesia, yang meliputi: peningkatan kapasitas energi baru terbarukan (EBT); pengembangan bahan bakar hijau; pembangunan ekosistem kendaraan listrik; konektivitas transmisi energi hijau; serta pembangunan infrastruktur bahan bakar hijau.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi hijau dan mencapai target penurunan emisi. Dengan cadangan nikel terbesar dunia di angka 22 juta ton metrik, Indonesia dapat memproduksi baterai dengan kapasitas hingga 140 GWh. Tidak hanya itu, Indonesia memiliki sumber tenaga pembangkit listrik alternatif yang melimpah, seperti tenaga surya, air, dan panas bumi.
Menurut Wamenlu Pahala, upaya Indonesia mengembangkan ekonomi hijau, termasuk melalui percepatan transisi energi tersebut, memiliki manfaat ganda yaitu memastikan pertumbuhan ekonomi masa depan, sekaligus mencapai target penurunan emisi untuk mengatasi perubahan iklim. “Saya percaya ini merupakan bukti bahwa Indonesia lead by example.” pungkas Wamenlu Pahala.
AIPF adalah flagship event keketuaan Indonesia di ASEAN, yang diselenggarakan di Hotel Mulia pada tanggal 5-6 September 2023. AIPF membahas sejumlah topik penting untuk kawasan, antara lain: infrastruktur hijau dan rantai pasok berkelanjutan, transformasi digital, ekonomi kreatif, serta pembiayaan inovatif dan berkelanjutan.
Event dibuka oleh Presiden Joko Widodo, dan menghadirkan pembicara dari kalangan pemimpin negara dan bisnis. Di sela-sela pertemuan juga dilakukan business one-on-one meeting, guna mendorong kerja sama di empat sektor prioritas. Pertemuan menghasilkan sejumlah deliverables konkret senilai lebih dari USD 38 miliar.
Sumber: kemlu.go.id