Pekanbaru kembali dipercaya sebagai tempat seminar dan pameran sawit berskala internasional. Diharapkan dapat membantu industri sawit untuk meningkatkan produksi CPO.
Sebagai produsen CPO terbesar di Indonesia, wajar sekali kalau Riau dijadikan tempat penyelenggaraan pameran teknologi sawit terbesar. Ini untuk kedua kalinya Bumi Lancang Kuning dijadikan tempat berkumpulnya kalangan praktisi sawit, pelaku usaha, dan perusahan supporting industri.
INAPALM ASIA 2013 ini dibuka oleh Rismansyah Danasaputra, selaku perwakilan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Dalam pidatonya, Rismansyah mengatakan, Indonesia telah menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia yang memiliki pangsa pasar 44% dari produksi minyak nabati dunia dan berikutnya Malaysia 41%. Dengan negara tujuan ekspor CPO diantaranya China, India, dan negara-negara di Eropa Barat.
Menurutnya, pengembangan potensi perkebunan kelapa sawit akan tetap dilanjutkan,misalkan dengan pengembangan integrasi sawit-sapi. Harus dilihat bahwa integrasi ini akan memberikan efek multiganda kepada petani. Selain itu dapat pula dibangun kawasan pertanian tanpa limbah yang bisa diolah kembali hasil limbahnya untuk meningkatkan produktivitas sawit. ” Kemajuan ini akan memberikan peluang tinggi kepada pembangunan perkebunan berkelanjutan,”kata Rismansyah.
Baki Lee, Ketua Panitia INAPALM 2013, mengungkapkan Riau dijadikan tuan rumah pameran karena sudah dikenal sebagai wilayah perkebunan terbesar dan pemasok CPO utama di Indonesia. Berbagai teknologi mesin pengolahan kelapa sawit, kecambah, pupuk dan inovasi lain telah berperan aktif di dalam dunia perkebunan di tingkat lokal, nasional hingga internasional.
Menurutnya, potensi perkebunan masih tinggi yang dapat terlihat dari inovasi dan temuan baru yang ditunjukkan dari pengelolaan perkebunan sawit dapat dikelola secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Buktinya saja, Indonesia termasuk negara yang berperan dalan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Diharapkan dengan peningkatan produktivitas kelapa sawit semakin meningkatkan investasi di Indonesia. Bahkan, industri sawit mampu berperan aktif dalam membangkitkan pertumbuhan ekonomi dunia.
Pada tahun ini, jumlah pengunjung tetap tinggi seperti tahun sebelumnya karena antusiasme mereka untuk melihat berbagai macam produk-produk inovasi terbaru. Ajang pameran ini dijadikan pula wahana silaturahmi antar pelaku sawit guna berbagi informasi dan pengetahuan terbaru demi terciptanya produktivitas tinggi di kebun dan pabrik.
INAPALM Asia 2013 memamerkan beberapa kategori produk inovasi antara lain manufaktur, pengolahan kimia, desain dan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan. Tak hanya itu saja, ada pula peserta yang memamerkan besi, baja dan logam manufaktur, material handling serta bahan pengujian dan pemeriksaan.Selain itu, ada pengolahan pengolahan tanaman minyak sawit dan pengolahan perlengkapan kelapa sawit, pembangkit listrik, kilang minyak sawit, transportasi perkebunan, penyimpanan perusahaan, tools, manufaktur percetakan, dan inovasi pengelolahan daur ulang limbah.
Selain itu, kegiatan ini juga mengadakan seminar ”Kiat Sukses Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit” yang bertujuan mendapatkan informasi kiat sukses dan meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Dalam seminar ini akan dapat memahami teknologi terbaru kemajuan industri sawit secara nasional dan internasional.
Dalam seminar tersebut dihadirkan beberapa tema yang menarik seperti prospek dan legalitas perkebunan kelapa sawit, perkebunan sawit berkelanjutan, kemitraan berkelanjutan untuk meredam konflik sosial, kepastian hukum sumber daya alam agraria. Untuk pembicara berasal dari kalangan praktisi seperti Soedjai Kartasasmita, Agus Pakpahan, Prof. Koerniatmanto Soetoprawiro. (Qayuum/Yasin)