Langkah hilirisasi yang dijalankan PTPN Group untuk menjaga ketahanan pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah.
PTPN Group menunjukkan komitmen hilirisasi produk, salah satunya hilirisasi produk minyak sawit. Komitmen ini diwujudkan dengan meluncurkan produk bermerek NUSAKITA yang terdiri dari minyak goreng, gula, teh dan kopi kemasan. Hal ini dilakukan PTPN untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat dengan harga terjangkau dengan kualitas premium.
Acara ini dihadiri Erick Tohir Menteri BUMN, Pahala Mansuri Wakil Menteri I Kementerian BUMN, Erwan Pelawi Komisaris Utama Holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani Direktur Utama Holding PTPN III dan jajaran direksi BOD PTPN, serta perwakilan mitra distributor.
Direktur Utama Holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani menyampaikan Indonesia salah satu negara penghasil dan pengekspor minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia. PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan produk turunan CPO. “sudah saatnya PTPN serius memasuki industri hilir dengan memproduksi minyak goreng bermutu. Langkah hilirisasi merupakan menjaga ketahanan pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah,” katanya saat launching Brand NUSAKITA, pada Selasa (17 Agustus 2021).
Sesuai brand nasional, NUSAKITA merupakan hasil dari proses kreatif atas ritel konsumen yang dilakukan. Gabungan dari Nusa adalah Nusantara, bumi atau tanah tempat berpijak yang menghasilkan berbagai macam hasil alam yang berkualitas. Hal ini juga menggambarkan perkebunan yang merupakan bisnis dan kompetensi utama PTPN Group. Sedangkan Kita adalah bangsa Indonesia yang dianugerahi nusantara untuk diolah sebaik-baiknya, bersatu, dan bergerak untuk kemajuan bersama-sama. Warna coklat pada logo merupakan simbol dari bumi/tanah; aksen tuasidaun sebagai simbol kealamiannya, dan tagline dari bumi sendiri.
Pada kesempatan yang sama, Erick Thohir, Menteri BUMN memberikan apresiasi dengan diluncurkannya brand NUSAKITA. “Saya mengapresiasi yang dilakukan PTPN Group untuk melakukan hilirisasi seperti yang dilakukan sektor lain seperti pertambangan dan ekonomi digital. Kita tidak mau hanya menjadi market, tetapi harus menjadi produsen,” ujar Erick.
“Dan, merek yang diluncurkan yaitu NUSAKITA dengan tagline ‘dari bumi sendiri’. Sudah seyogyanya membangun brand lokal agar bisa menyeimbangkan market di Indonesia karena ini bagian dari transformasi yang diinginkan. Supaya bisa Go Global, bisa strong brand, strong brand image. Dan, saya berharap kita semua bisa menciptakan kolaborasi yang baik,” imbuh Menteri Erick.
Erick mengungkapkan sudah saatnya perusahaan nasional mulai membangun brand lokal. Merek lokal ini diharapkan bisa menyeimbangkan pasar di Indonesia dan sekaligus mampu bersaing di tingkat global.
“Sudah seyogyanya kita mulai membangun brand-brand lokal yang bisa menyeimbangkan pasar di Indonesia, dan juga bagian dari transformasi yang diinginkan bahwa BUMN harus siap go global,” ujar Erick.
Erick Thohir juga berharap agar jajaran komisaris, direksi dan seluruh pegawai PTPN bisa sama-sama menunjukkan kolaborasi yang baik. Sebelumnya Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mendukung upaya pemenuhan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau serta kualitas premium melalui produk nasional “Nusakita”.
Tigastrategi PTPN Group dari Menteri Erick
Selanjutnya, terkait dengan kinerja PTPN III, Menteri Erick mengungkap tiga strategi untuk memperbaiki kinerja PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding atau PTPN III. Tiga strategi tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi agar PTPN III tidak ambruk. Pihaknya mengapresiasi terobosan-terobosan yang akan dilakukan.
“Ada tiga, ini bagian restrukturisasi. Kita nggak mau perusahaan ini kolaps, setuju? Pertama, Saya ingin memacu kinerja kelapa sawit dan memastikan sawit PTPN menjadi tolak ukur bagi swasta. Bagaimana nanti kelapa sawit dipastikan bisa bench marking dengan swasta. Kita juga bisa go public kan supaya terjadi ekonomi yang lebih besar lagi,” ucapnya.
“Kedua, terkait pembentukan sugar company (sugar co). Hal ini sebagai upaya untuk menggapai swasembada gula konsumsi. Pembentukan sugar co sesuai dengan target yang diharapkan Bapak Presiden Jokowi bahwa kita harus kembali dengan tulang punggung PTPN. Tentu tidak meninggalkan teman-teman swasta, tapi sudah seyogyanya negara kita 5-6 tahun kedepan bukan lagi negara yang impor-imporan dari pada gula konsumsi lagi,” lanjut Menteri Erick.
“Ketiga, reposisi produk di PTPN. Erick menekankan, PTPN jangan menjadi pesaing bagi petani. Seja kawal saya bicara Pak Ghani (Direktur Utama PTPN III) untuk kopi, teh jangan jadi pesaing sama petani. Kenapa tidak kita main premium, justru menggalang petani sekitar menjadi bagian dari kita, karena kita lokomotifnya,” jelas Menteri Erick.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit indonesia, Edisi 118)