JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Selain mengadakan pameran dan konferensi, pada event Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF 2018), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) juga menyerahkan penghargaan HKTI Innovation Award 2018 kepada 10 pemenang.
Penghargaan Inovasi HKTI Tahun 2018 merupakan bentuk apresiasi inovasi kepada organisasi/tim/individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam kurun waktu setidaknya lima tahun terakhir (2014-2018). HKTI Innovation Award 2018 diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang seperti para pemuda/pemudi, praktisi, akademisi, komunitas petani, guru, dan para inovator lainnya.
Koordinator HKTI Innovation Award, Dr Avanti Fontana, mengutarakan bahwa para penerima penghargaan merupakan hasil seleksi dari puluhan peserta yang mendaftar. Proses seleksi telah berjalan sejak awal Juni yang dilakukan Tim Juri yang terdiri atas sejumlah pakar dan praktisi bidang inovasi pertanian.
Proses finalisasi seleksi dan penjurian yang berlangsung di Sekretariat HKTI di Jl. HOS Cokroaminoto, Jakarta, pada Sabtu (23/6). Tercatat 67 peserta dari 16 provinsi yang turut mengikuti seleksi HKTI Innovation Award 2018. “Ada 21 peserta finalis dan 12 penilai dalam seleksi tahap II ini. Tipe inovasi peserta mencakup on-farming innovation, off-farming innovation, dan social innovation,” kata Avanti yang menjabat Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Inovasi.
Selain tiga kategori yaitu on-farming innovation, off-farming innovation, dan social innovation. Pihak panitia juga menyediakan penghargaan khusus bagi generasi muda inovasi (Young Innovator). “Penghargaan ini untuk merangsang dan mamacu semangat generasi muda dalam mencintai dunia pertanian dan mendorong terjadinya regenerasi petani,” ujar Avanti.
Lebih lanjut, Ketua Umum HKTI, Moeldoko menegaskan, pengembangan inovasi dan teknologi merupakan salah satu perhatian HKTI dalam memberdayakan petani dan mengembangkan pertanian Indonesia. Bahwa petani harus menguasai teknologi dan melakukan berbagai inovasi.
“Kendati menerapkan teknologi dan inovasi terbaru, namun sektor pertanian harus tetap menjaga kearifan lokal (local wisdom) sehingga inovasi teknologi dan budaya dapat saling melengkapi,” ungkapnya.
Berikut nama-nama pemenang “HKTI Innovation Award 2018”, kategori Inovasi Hulu Pertanian (Upstream Innovation in Agriculture, On-farming Innovation). Peringkat 1 diraih Suprayogi dan Tim, dengan Judul Karya Inovasi: Varietas Padi Unggul Toleran Salin (Asin) Inbrida Padi Irigasi UNSOED 79 AGRITAN: Solusi untuk Desa Pesisir.
Peringkat 2 diraih Nurkillah (Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu), Jawa Barat, dengan Judul Karya Inovasi: Petani Tanggap Perubahan Iklim
Sementara pada kategori Inovasi Hilir Pertanian (Downstream Innovation in Agriculture; Off-farming Innovation), diraih oleh Mahendra Tlapta Sitepu dan Tim dari Sumatera Utara dengan Judul Karya Inovasi: Pasar Digital Pertanian Terpadu
Kategori Inovasi Sosial (Social Innovation) Peringkat 1 diraih Romanus Meak dari Papua dengan Judul Karya Inovasi, Sang Guru-Inovator dari Lumpur Asmat: Mengubah Tanah Lumpur menjadi Lahan Kebun Organik. Peringkat 2 diraih Arif Budiono & Yayasan Bina Insan Berdikari dari Yogyakarta. Dengan judul Karya Inovasi: Program Asimilasi Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan melalui Pertanian Inovatif. Serta peringkat 3 diraih Jamaluddin dari Sulawesi Selatan dengan judul Karya Inovasi: Gerakan Cerdas Anak Petani
Sementara, kategori Inovator Muda (Young Innovator) diraih Vernandi Yusuf Muhammad & Tim (Mar’atul Husna, Yenny Rahmawati, Ponco Sukaswanto, dan Rifa’ Atul Hanifa) dari Yogyakarta dengan judul Karya Inovasi: Bluetooth untuk Pemantauan dan Pengendalian Hidroponik. (Robi F)