Program peremajaan sawit rakyat berdampak positif terhadap penyaluran benih kelapa sawit. Sejumlah produsen meningkat penjualannya sampai semester pertama 2018.
Industri benih sawit dapat bernafas lega pada tahun ini. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mampu meningkatkan penjualan sampai lima bulan pertama tahun ini. Target PSR seluas 185 ribu hektare akan membutuhkan benih sawit sekitar 27,75 juta kecambah. Walaupun, realisasi peremajaan sawit rakyat terbilang kecil tetapi penjualan benih dapat terdongkrak.
Dalam satu kesempatan, Kementerian Pertanian ingin petani peserta replantig untuk menggunakan benih unggul dan bersertifikat. Direktur Perbenihan Perkebunan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Muhammad Anas, menyebutkan jumlah produsen benih sawit mencapai 17 perusahaan dengan kapasitas terpasang produksi di atas 250 juta kecambah. Dengan kemampuan ini, sudah dibuat pemetaan kebutuhan benih sawit di 25 berkaitan kegiatan planting. Produsen benih bebas menyediakan berapa banyak benih untuk replanting tersebut.
“Tidak ada intervensi pemerintah, mereka harus mengerjakan apa. Kami berikan mereka (produsen) keluwesan untuk harmonisasi dengan daerah supaya lebih mudah,” papar Anas.
Hasril Hasan Siregar, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), menjelaskan bahwa kontribusi penggunaan benih unggul terhadap biaya produksi rata-rata 7%-8%. Namun demikian, benih sangatlah penting untuk menentukan sukses tidaknya kegiatan perkebunan. Oleh karena itu, pemilihan bahan tanaman dengan kualitas unggul menjamin tingkat produksi yang stabil untuk masa ekonomi selama 25 tahun.
“Sebab karakter unggul varietas kelapa sawit dapat dilihat dari mutu genetis (potensi hasil tinggi), mutu fisiologis (daya tumbuh), dan mutu morfologis (keseragaman dan higienitas benih),” kata Hasril.
Sebagai produsen benih sawit berkualitas unggul, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) terus berinovasi untuk menjaga kualitas. Menurut Hasril, pihaknya berupaya menghadirkan inovasi benih sebagai strategi di tengah persaingan perusahaan benih sawit unggul.
“Kami ingin meningkatkan kualitas benih unggul kelapa sawit secara berkelanjutan. Selain itu, meningkatkan pelayanan benih terutama program pemerintah Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” jelas Hasril Siregar.
Dari data PPKS tercatat terjadi peningkatan penyaluran benih pada semester pertama tahun 2018 (Januari – Juni) sebanyak 12,3 juta kecambah kelapa sawit. Meningkat 40% lebih dari periode yang sama di tahun 2017 yaitu 8,84 juta kecambah kelapa sawit.
Penyaluran kecambah PPKS untuk rakyat semester I 2018 (sampai dengan Mei 2018) sejumlah 6.255.214 butir kecambah kelapa sawit. Yang disalurkan dengan rincian, 3.099.430 butir (Beli Langsung), 1.675.448 butir (Prowitra), 964.700 butir (Waralaba), 405.296 butir (Ruko Outlet), 110.340 butir (penangkar).
Bahkan dari total benih sawit nasional yang tersalurkan semester pertama 2018 sebanyak 38,8 juta kecambah. Kontribusi PPKS mencapai 30,6%. Memasuki semester kedua tahun ini, PPKS akan menyalurkan benih sebanyak 13.592.100 butir kecambah untuk mendukung program PSR.
Setiap bulan tahun ini, rata-rata penjualan benih PPKS sebanyak 2 juta kecambah. Pada Januari, penjualan benih PPKS berjumlah 2,63 juta kecambah. Lalu Februari sebesar 2,12 juta kecambah, Maret berjumlah 2,5 juta kecambah. Lalu bulan April berjumlah 2,2 juta kecambah. Penjualan benih di Mei sempat turun 2,012 juta kecambah dan Juni berjumlah 829.700 kecambah.
Sejalan dengan adanya program PSR yang dicanangkan pemerintah dan sudah berjalan, industri benih jumlah penyaluran benih akan terus meningkat. Hasril juga mengakui peluang benih sawit tetap bagus dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
Tahun ini, PPKS memproyeksikan penjualan benih 25,84 juta kecambah dari RKAP awal 2018 sebesar 23 juta kecambah. Target ini lebih tinggi dari penjualan benih tahun 2017 yang berjumlah 21,592 kecambah.
Direktur PT Dami Mas Sejahtera, Tony Liwang menyampaikan penyaluran benih sawit semester pertama 2018 lebih baik dibandingkan periode sama 2017. Pada semester pertama 2018, benih yang disalurkan lebih dari 6 juta kecambah.
“Salah satu faktor pendukung adalah iklim karena tidak ada El Nino dan lain-lain. Tidak hanya itu, harga juga cenderung stabil. Sedangkan faktor jangka menengah adalah adanya peningkatan kegiatan peremajaan kebun swasta maupun rakyat,” kata Tony Liwang.
Saat disinggung strategi perusahaannya di tengah persaingan di perusahaan benih sawit, Tony Liwang menyebut belum ada strategi khusus. “Mungkin di tahun ini fokus untuk membantu pengadaan bibit khususnya untuk petani kecil dan menengah,” kata Tony.
Hingga akhir tahun ini, PT Dami Mas Sejahtera menargetkan penyaluran benih sawit antara 12 juta sampai dengan 15 juta kecambah. Tony Liwang mengatakan, “Harga jual berkisar Rp10.000 per butir kecambah siap tanam. Dan akan lebih murah jika pembelian lebih besar.”