JAKARTA, SAWITINDONESIA – Merosotnya harga jual CPO di pasar dunia berdampak langsung kepada harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani. Dalam satu bulan terakhir, harga TBS melorot sekitar 25%-30%.
Asmar Arsjad, Sekretaris Jenderal Asosiasi PetaniKelapa Sawit Indonesia, menyebutkan harga TBS di Sumatera Utara turun signifikan dari Rp 1.600 per kilogram menjadi Rp 1.200-Rp 1.000 per kilogram. Penurunan ini disebabkan anjloknya harga CPO global.
“Kondisi sekarang ini hampir sama seperti tahun 2008. Tapi memang tiap tahun harga sawit berfluktuasi. Kami harapkan harga tidak turun terus,” jelas Asmar kepada SAWIT INDONESIA dalam sambungan telepon.
Dengan harga di kisaran Rp 1.000 per kilogram, petani akan kesulitan merawat kebun. Mengingat, rata-rata biaya produksi petani sekitar Rp 800 per kilogram.
Di Riau, harga TBS petani berada di bawah Rp 1.000 per kilogram. Setiyono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir) Riau, menerangkan panen petani swadaya dihargai Rp 700 per kilogram.
Ditengah melorotnya harga, lahan petani yang melewati usia 25 tahun segera diremajakan. Selama ini, petani enggan mengganti tanaman karena harga TBS masih terbilang tinggi.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit, menargetkan tahun ini sekitar 2.000 hektare lahan sawit petani dapat diremajakan. Kebutuhan dana replanting diperkirakan Rp 60 juta hektare yang dibantu skim pendanaan dari pungutan CPO.