JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Harga minyak sawit mentah (crude palm oi/CPO) untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia menguat 30 poin ke 3.767 ringgit per ton pada perdagangan Senin (16/10/2023). Sedangkan, untuk kontrak November 2023 juga menguat sebesar 23 poin menjadi 3.720 ringgit per metrik ton.
Harga minyak sawit berjangka Malaysia melemah pada Senin (16/10) namun masih mendekati level tertinggi dalam dua minggu di sesi sebelumnya lantaran lemahnya ringgit dan ekspor yang lebih tinggi mendukung kontrak tersebut.
Melansir Reuters pada Selasa (17/10/2023) Intertek Testing Services juga menuturkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia 1-15 Oktober 2023 naik menjadi 7,3% atau sebesar 623,245 metrik ton, dari pengiriman pada 1-15 September 2023 yang mencapai 580,893 metrik ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari terkerek 4 Ringgit Malaysia menjadi 3.784 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2024 bertambah 4 Ringgit Malaysia menjadi 3.798 Ringgit Malaysia per ton. Kemudian, kontrak berjangka CPO Maret 2024 meningkat 4 Ringgit Malaysia menjadi 3.807 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2024 melesat 4 Ringgit Malaysia menjadi 3.805 Ringgit Malaysia per ton.
Adapun mata uang ringgit, yang menjadi mata uang perdagangan sawit turun menjadi 0,32 persen terhadap dolar, sehingga menjadikan komoditas ini menjadi lebih murah bagi pembeli mata uang asing.
Di sisi lain, Impor minyak sawit India pada September 2023 juga menurun 26% dari bulan sebelumnya menjadi 834.797 ton, mencatatkan impor terendah dalam tiga bulan.
Badan perdagangan India menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan persediaan yang lebih tinggi, yang mendorong penyulingan untuk mengurangi pembelian. Analisis teknikal Reuters, Wang Tao menuturkan bahwa minyak kelapa sawit kemungkinan akan memperpanjang kenaikannya ke kisaran 3.768 ringgit hingga 3.795 ringgit per ton, karena telah menembus zona resistensi di kisaran RM3.720/ton hingga RM3.730/ton.
Penulis: Indra Gunawan