Jakarta, SAWIT INDONESIA – Mustolih petani sawit dari Baturaja, Sumatera Selatan, turut menjadi salah satu peserta Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) 2024 yang diadakan Indonesian Planters Society, di Jakarta.
Keinginan mengikuti seminar karena mempunyai ketertarikan dengan tema yang diusung pada SNPI 2024 yaitu ‘Penerapan Inovasi Terkini untuk Meningkatkan Produktivitas Sawit dan Menuju Sawit BAIK’.
“Saya tertarik dengan tema yang membahas produktivitas sawit, makanya saya ikut seminar ini (SNPI 2024),” ujar Mustolih, pria asal Cilacap – Jawa Tengah, saat ditemui di sela-sela acara seminar, pada Kamis (16 Mei 2024).
Saat ini, ia mengelola kebun secara mandiri bersama dengan anggota yang tergabung dalam kelembagaan petani (koperasi), KUD Perkasa Jaya. Dengan usia tanaman masuk tahap Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).
“Jadi saya butuh ilmu pengetahuan untuk mengelola kebun yang saat ini membutuh perawatan yang intens agar produktivitasnya tinggi. Makanya saya menghadiri seminar (SNPI 2024),” ucap Mustolih.
Selain itu, lanjutnya, saya juga ingin berkenalan dan membangun jaringan dengan pihak-pihak perusahaan perkebunan sawit. “Kebetulan di SNPI banyak dihadiri peserta dari perusahaan perkebunan. Jadi sangat tepat, saya hadir di acara ini,” tambah pria yang mengaku bangga menjadi petani sawit.
Saat ini, Mustolih bersama pengurus dan anggota mengelola kebun sawit dengan luas lahan 780 ha. Dengan kondisi lahan masuk tahap Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang membutuhkan perawatan. Sebanyak 520 ha telah direplanting melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan dana hibah dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Meskipun, kebun yang dibangun merupakan siklus kedua, namun Mustolih masih merasa banyak belajar untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Pasalnya, kebun yang saat ini dikelola secara mandiri sebelumnya kebun plasma tetapi belum mendapatkan banyak pelajaran dalam hal mengelola kebun.
“Perusahaan yang kami ajak bermitra, tutup jadi terpaksa harus mengelola secara mandiri dengan pemahaman yang minim untuk budidaya,” kenang Mustolih.
“Maka, saya harus banyak belajar lagi untuk budidaya tanaman kelapa sawit, salah satunya menghadiri seminar (SNPI), terutama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas,” pungkasnya.