JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Selama 10 menit lamanya, H. Wawan Jaro, Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Banten menceritakan kondisi petani sawit di wilayahnya yang kesulitan menjual buahnya sawitnya.
“Petani Banten harus menjual buah sawitnya menyeberangi pulau, di bawa ke Lampung. Karena di Banten hanya ada dua unit pabrik. Itupun membatasi jumlah pembelian, ” kata Wawan kepada Wakil Presiden RI, Prof. KH. Ma’ruf Amin dalam pertemuan dengan APKASINDO di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, Kamis (28 Juli 2022).
Wawan menceritakan saat ini sedang dilakukan studi kajian pembangunan pabrik sawit yang akan dikelola petani di wilayah Gunung Kencana, Kabupaten Lebak. Pabrik ini sangat dibutuhkan petani karena hasil panen mereka dihargai murah oleh pabrik sawit PTPN VIII dan PT GAL.
“Pabrik sawit PTPN VIII sudah berusia tua kerapkali rusak. Sementara, pabrik PT GAL mendapatkan pasokan buah dari kebun sendiri,” urainya.
Haji Wawan sangat berterimakasih atas jerih payah APKASINDO yang mengusulkan pembangunan pabrik sawit petani berkapasitas 30 Ton TBS/jam di Banten. Luas perkebunan sawit petani di Banten sekitar 9.000 hektare membutuhkan pabrik sendiri supaya hasil panen mereka dapat diserap dan menerima harga lebih baik.
Wapres Ma’ruf Amin mendukung pembangunan pabrik sawit di Banten karena akan meningkatkan kesejahteraan petani menjadi lebih baik.
Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA Ketua Umum DPP APKASINDO, menjelaskan kepada Wapres bahwa usulan pembangunan pabrik sawit petani sebanyak 3 unit telah disetujui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Pabrik ini akan berada di Banten, Papua Barat, dan Kalimantan Barat.
Pabrik sawit berkapasitas 30 Ton TBS per jam diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 100 miliar.
“Petani berhak memiliki pabrik sawit sendiri dari program sarana dan prasarana BPDPKS. Karena petani juga menyumbang dana pungutan ekspor yang dikelola BPDPKS, ” pungkasnya.