JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Golden Agri Resources (GAR) tencanakan akan memiliki traceability (kemamputelusuran) hingga 100 persen dari seluruh rantai pasok CPO miliknya.
Komitmen ini diungkapkan Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement GAR saat ditemui Sawit Indonesia disela acara Responsible Business Forum (RBF) di Jakarta, Selasa, (26/4).
Menurutnya langkah ini bagian dari usaha lanjutan pemetaan GAR terhadap 489 pabrik kelapa sawit (PKS) pemasok CPO GAR.
“Dari 489 PKS tersebut, 44 PKS milik GAR, sedangkan sisanya dari perusahaan lain. Untuk PKS milik kita sendiri memang tudak begitu sulit, namun untuk yang third party ini yang mungkin akan butuh waktu panjang prosesnya,” ujar Agus.
Agus menyebut komitmen GAR untuk memiliki traceability rantai pasok sendiri merupakan respon dari maraknya black campaign yang kerap ditujukan kepada industri sawit.
“Kami memelopori komitmen dalam memutus keterkaitan antara produksi minyak sawit dengan terjadinya deforestasi, sekaligus memberikan contoh kepada industri sawit dalam melakukan praktik berkelanjutan,” tambah Agus.
Sementara rencana traceability rantai pasok GAR sendiri akan dibagi menjadi dua tahap. Pertama adalah membangun traceability di 44 PKS GAR yang berkontribusi sebesar 40 persen dari total produksi CPO GAR.
90 persen pasokan TBS ke 44 PKS sendiri disebut Agus telah memiliki traceability sebab berasal dari perkebunan Inti maupun Plasma GAR. sedangkan 10 persen sisanya berasal dari petani swadaya maupun pedagang yang belum diketahui sumbernya.
Tahap pertama ini akan ditargetkan selesai pada 2017. Sedangkan untuk tahap kedua upaya traceability rantai pasok GAR akan dilaksanakan secara serentak, termasuk dari perkebunan pemasok 445 PKS pihak ketiga GAR yang akan ditargetkan selesai pada 2020.
“Uji coba antara GAR dan PKS pihak ketiga akan fokus pada penelisuran petani baik secara langsung maupun melalui perantara dengan verifikasi dan dokumentasi rantai pengawasan,” lanjut Agus. (Anggar septiadi)