JAKARTA,, SAWIT INDONESIA – PT Kresna Duta Agroindo (KDA), anak usaha Sinar Mas Agribusiness Food bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Putra Tani Jaya, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jambi sepakat melakukan perjanjian kerjasama peremajaan sawit. Kerjasama ini tertuang dalam perjanjian pada Kamis (28 November 2019), di Jakarta.
Melalui program kemitraan strategis 56 petani independen dari Gapoktan Putra Tani Jaya akan mendapatkan dana hibah sebesar Rp3,1 milyar dari BPDP-KS. Dana tersebut untuk penyediaan bibit, pupuk serta bantuan teknis budidaya peremajaan kebun di lahan seluas 124 hektar.
Ketua Gapoktan Putra Tani Jaya, Sis Sumanto mengatakan dana hibah dari BPDP-KS sebesar Rp25 juta per hektar akan meringankan beban petani dalam meremajakan kebun. “Selain itu, penyediaan bibit unggul dan bersertifikat, pupuk dan dukungan pengelolaan budidaya agronomi dari Sinar Mas Agribusiness and Food akan menjamin peremajaan kebun dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Kebun Kelapa Sawit Gapoktan Putra Tani Jaya merupakan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Trans telah berusia lebih dari 25 tahun. Kondisi tanaman yang sudah tua membuat kebun kelapa sawit kurang produktif. Di area tersebut, terdapat sekitar 18.200 hektar perkebunan kelapa sawit PIR Trans yang memiliki kondisi serupa.
Pada kesempatan yang sama, Susanto Yap, CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food Wilayah Provinsi Jambi menjelaskan melalui program kemitraan ini, para petani akan mendapatkan akses bantuan finansial dan praktik pengelolaan kebun kelapa sawit terbaik untuk melakukan peremajaan perkebunan. “Dengan adanya peningkatan produktivitas maka pendapatan petani pun meningkat dan dengan demikian diharapkan akan membarikan multiplier effect yang positif terhadap kesejahteraan petani dan keluarganya maupun masyarakat sekitarnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Susanto Yap menambahkan masih banyak kebun kelapa sawit masyarakat yang sudah tua dan tidak produktif di sekitaran kebun PT KDA. “Pihaknya berencana di tahun 2020 dapat membantu para petani lainnya dengan melakukan peremajaan dengan program kemitraan yang serupa untuk luasan kebun 1.700 hektar,” tambahnya.
Sebagian besar industri kelapa sawit Indonesia ditopang petani swadaya. Namun ada tantangannya antara lain kondisi tanaman sudah berusia di atas 25 tahun dengan tinggi lebih dari 15 meter yang menyebabkan menurunnya hasil Tandan Buah Segar (TBS) 15-20 tom/hektar/tahun. Selain itu, kondisi tersebut juga menyebabkan rendahnya pendapatan petani plasma yang mencapai Rp 1juta hingga 1,5 juta.bulan/hektar. Karena itu dibutuhkan program kemitraan yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup para petani swadaya di Indonesia.