JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Amanah menjadi kelompok tani pertama yang melakukan penanaman program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program PSR yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 27 November 2017.
“Program PSR pelaksanaan kebijakan pro rakyat dan juga bentuk perhatian pemerintah terhadap sub sektor perkebunan,” ujarWakil Bupati Serdangbedagai (Sergai) Darma Wijaya SE saat menghadiri penanaman perdana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Dusun VI, Desa Kutapinang, Kecamatan Tebingsyahbandar, Jumat (9 Februari 2018).
Program ini dapat berjalan berkat dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) terhadap Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Amanah. Luas lahan yang akan ditanam 53 hektare dengan peserta 43 petani. PT Paya Pinang menjadi offtaker dalam program ini yang bertugas membeli hasil panen Gapoktan Amanah dan mendampingi kegiatan pengelolaan kebun.
Hadir dalam kegiatan itu, Kadis Perkebunan Provsu Ir Herawati MMA, Asisten II Ir Kaharuddin, perwakilan Dinas Pertanian Sergai, Dirut PT PD Payapinang Group Ir Sumarto MBA, Kepala Cabang BRI Kota Tebingtinggi Robert Sitinjak.
Darma Wijaya mengatakan program replanting menggunakan skema dana hibah sebesar Rp 25 juta per hektar dapat membantu permasalahan kebun kelapa sawit rakyat selama ini. Terutama kurangnya permodalan ketika datang masa replanting (peremajaan). Persoalan yang terjadi adalah petani tidak mampu membeli bibit unggul bersertifikat dan membuat produktivitas menjadi rendah sehingga penghasilan petani selalu pas-pasan.
“Dengan hibah replanting , petani wajib menanam bibit yang unggul bersertifikat dan harus bermitra dengan pabrik kelapa sawit supaya memperoleh hasil produksi yang tinggi dan harga TBS yang lebih baik karena menjual langsung ke pabrik pengolahan. Semua itu, bermuara pada meningkatnya kesejahteraan petani kelapa sawit khususnya yang ada di Sergai,” ujarnya.
Ketua Gapoktan Amanah Jamian Saragih menyampaikan, bahwa program peremajaan ini mengikutsertakan perkebunan rakyat seluas 53 Ha dan yang siap tanam (direplanting) seluas 13 Ha. “Saya yakin program PSR jika dilaksanakan sesuai ketentuan akan berdampak positif bagi kalangan petani kelapa sawit di Sergai,” ucap Saragih.
Darma Wijaya juga berpesan dana yang diterima dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Laksanakan seluruh kegiatan peremajaan sesuai dengan aturan, jangan sampai penggunaan dana di luar aturan malahan menjadi permasalahan hukum di kemudian hari,” imbuhnya.
Kacuk Sumarto, Presiden Direktur PT Paya Pinang menjelaskan bahwa perusahaan memberikan pendampingan best practices berstandar ISPO kepada Gapoktan Amanah. “Kami didik petani dan sebagian besar petani sudah paham,”jelasnya.
Dijelaskan Kacuk, perusahaan menjadi offtaker yang bertugas menyerap buah petani dan mendampingi mereka dalam perawatan kebun. “Lahan petani Amanah yang diremajakan sudah bersertifikat SHM (red-Hak Milik). SHM menjadi jaminan kepada perbankan untuk menalangi kekurangan dana replanting,”jelasnya.
Sementara, itu Kepala Dinas Perkebunan Provsu Herawati menyatakan PSR itu dapat membantu peningkatan produksi tanpa penambahan luas lahan. Penanaman baru hanya untuk peremajaan tanaman tua atau tanaman yang produksinya rendah akibat kesalahan penggunaan bibit yang tidak unggul.
“Harapannya, PSR ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (petani kelapa sawit) sesuai dengan program Presiden Joko Widodo,”pungkasnya.