KOTAWARINGIN BARAT, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengikuti arahan pemerintah dalam upaya rehabilitasi mangrove di Indonesia. Kegiatan penanaman perdana melalui kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan Mangrove di Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (11 Desember 2021).
“Penanaman mangrove di Desa Sabuai ini merupakan tindak lanjut dari MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, serta berbagai asosasi termasuk GAPKI, yang telah menyepakati untuk melakukan penanaman dan rehabilitasi mangrove di beberapa lokasi,” ujar Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI yang turun langsung ke lahan mangrove.
Menurutnya kegiatan penanamn perdana bagian dari tanggung jawab sosial/corporate social responsibility (CSR) perusahaan dan asosisasi. GAPKI sendiri mendapat penugasan untuk dapat berpartisipasi di wilayah Kalimantan Tengah Khususnya DAS Kahayan seluas 50 Ha.
Setelah melakukan peninjauan lapangan dan berdialog dengan Kepala Desa Sabuai dan melihat semakin luasnya abrasi pantai yang terjadi di Desa Sabuai. Dikatakan Mukti Sardjono, GAPKI selaku asosiasi pengusaha kelapa sawit menyepakati untuk melakukan rehabilitasi mangrove untuk tahap pertama seluas 10 Ha di sepanjang pantai Desa Sebuai.
“GAPKI berharap program ini dapat memberikan manfaat kepada perbaikan lingkungan pantai dan juga masyarakat Desa Sabuai di masa yang akan datang. Tujuan dari penanaman yang dilakukan GAPKI ini, kami ingin membantu pencegahan abrasi di pantai yang berdampak kepada masyarakat,”urainya.

Mukti menuturkan penanaman berikutnya seluas 40 Ha saat ini sedang dilakukan penentuan lokasi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat yang direncanakan akan dilaksanakan tahun depan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringan Barat, Fitriyana mengapresiasi kegiatan penanaman perdana mangrove ini sebagai upaya penyelamatan pesisir pantai dari kegiatan abrasi dan bencana.
“Saya harapkan ini menjadi prioritas project dari perusahaan kelapa sawit karena mangrove sangat besar dari segi ekologis dan kehidupan plasma nutfah. Kegiatan ini juga bagian mengajak masyarakat untuk melestarikan alam dan warisan leluhur kita,” tambahnya saat dijumpai di lapangan.
Acara penanaman perdana mangrove dihadiri oleh Mukti Sardjono (Direktur Eksekutif GAPKI), Agam Faturrachman (Wasekjen GAPKI), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat, Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II (BKSDA Kalteng), Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kahayan, dan Camat Kumai serta Kepala Desa Sabuai.
“Kegiatan penanaman hari ini tidak berhenti sekadar penanaman. Nantinya, kelompok Tani Hutan Mangrove akan memelihara tanaman dan akan melaporkan kegiatan setiap bulannya, sehingga diharapkan tanaman mangrove ini benar-benar akan tumbuh sesuai yang diharapkan,” kata Mukti.
GAPKI juga menghimbau kepada anggotanya terutama yang kebunnya berdekatan dengan pantai atau sungai, untuk melakukan penanaman dan rehabilitasi mangrove. Anggota GAPKI yang saat ini juga telah dan akan melakukan penanaman mangrove di DAS Kahayan antara lain adalah PT. Bumitama Gunajaya Agro (BGA).