JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Kalimantan Timur bersama GAPKI Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah mengadakan Borneo Palm Oil Forum, pada 26-27 April 2018 di Hotel Novotel Balikpapan. Kegiatan tahunan ini untuk pertama kalinya menggandeng GAPKI se-Kalimantan untuk bergabung mendukung forum ini.
Dedy Aspian Nur, Ketua Panitia Pelaksana Borneo Palm Oil Forum mengatakan tahun lalu seminar ini hanya diselenggarakan GAPKI Kaltim tetapi tahun ini GAPKI Kaltim bergandengan tangan dengan GAPKI Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Selain itu, adapula dukungan dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai sumber inovasi kelapa sawit Indonesia.
Borneo Palm Oil Forum 2018 mengambil tema“Industri Kelapa Sawit : Penopang Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Bagi Kalimantan”.
Dedy menjelaskan tema ini diambil karena dunia memandang Kalimantan merupakan one of the heart of earth, paru-paru dunia. Saat ini, industri kelapa sawit yang tergolong sunrise industry diharapkan menjadi harapan utama kebangkitan ekonomi hijau (green economy) Kalimantan, mempertahankan posisinya sebagai paru-paru dunia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Isu-isu utama dalam pengembangan green economy berbasis kelapa sawit di Kalimantan adalah masih rendahnya produktivitas perkebunan, belum berkembangnya industri hilir sawit selain regulasi-regulasi lokal yang kontra produktif. Implementasi budidaya dan pengolahan yang sustainable pun belum sepenuhnya dipahami oleh pelaku industri kelapa sawit.
“Dan yang paling penting adalah meningkatkan kerjasama dengan petani sawit, di dalam meningkatkan produktivitas kebun mereka,” kata Dedy.
Menurut Dedy, ada tiga isu lain yang akan dibahas dalam Forum ini. Pertama, isu peningkatan produktivitas tanpa perluasan, termasuk melalui program PSR (via dana dari BPDP-KS) dan skema pembiayaan dari perbankan.
Kedua adalah isu global lingkungan dengan capaian ISPO, gambut yg ramah lingkungan, dan kontribusi kebun sawit dalam serapan GRK.
Berikutnya adalah peningkatan nilai tambah CPO melalui hilirisasi produk.
Pembicara yang akan hadir antara lain Bambang (Dirjen Perkebunan), Hasril Siregar (Direktur PPKS), Dono Boestami (Direktur BPDP-KS), Prof.Supiandi Sabiham (Guru Besar IPB), (Dr Fajar Pambudi, Fakultas Kehutanan. Universitas Mulawarman).
Kegiatan BORNEO-Forum 2018 dilaksanakan dalam 4 (empat) bentuk, yaitu: Pertama, Sarasehan (berorientasi problem solving seputar dinamika industri kelapa sawit Indonesia, fokus pada aspek regulasi dan kepastian berusaha serta isu dan inovasi terkini),
Kedua, Coaching Clinic (dukungan konsultasi teknis bagi para pekebun masyarakat/smallholder dan tukar informasi), pasca ditandatangani- nya MoU GAPKI dengan APKASINDO.
Ketiga, pameran (berupa exposure dan advokasi kepada masyarakat luas tentang aspek sosial, lingkungan dan kesehatan serta produk inovasi terbaru bagi keberlanjutan usaha perkebunan). Terakhir adalah field trip .