JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Industri sawit Indonesia mampu mendongkrak produksi sebesar 10% menjadi 51,8 juta ton pada 2019 lebih tinggi dari produksi tahun 2018 berjumlah 47,3 juta ton. Kenaikan produksi ini ditopang tren pertumbuhan produksi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
“Sesuai rule-nya, produksi memang naik sekitar 10 persen. Namun, tidak dapat dilihat secara detil karena masalah data. Belum ada data pasti, berapa luasan kebun TM (red-Tanaman Menghasilkan) dan TBM (red-Tanaman Belum Menghasilkan),” kata Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, dalam jumpa pers, Senin (3 Februari 2020).
Joko mengatakan dalam tiga sampai empat tahun terakhir terjadi kenaikan produksi. Kenaikan signifikan periode 2016/2017 sebanyak 7 juta ton. Tetapi pertumbuhan merosot di periode 2017/2018 menjadi 5 juta ton. “Lantaran di periode tahun 2015 menghadapi persoalan iklim kerin,” ujarnya.
Sementara itu, volume ekspor produk sawit tahun 2019 sebesar 35,7 juta ton naik 4% dari ekspor 2018 berjumlah 34,7 juta ton.
Dalam catatan GAPKI, memasuki tahun 2020, industri sawit Indonesia dikaruniai dengan kondisi iklim yang membaik dan harga yang cukup tinggi. Menurut BMKG, iklim tahun 2020 akan normal dan lebih baik daripada iklim 2019, musim kemarau diperkirakan akan dimulai pada bulan April-Mei.
Joko enggan menyebutkan pertumbuhan produksi sawit nasional pada tahun ini. Akan tetapi pengaruh iklim tahun lalu diperkirakan baru berdampak di tahun berikutnya atau 2021 mendatang.
“Saya harapkan persoalan produktivitas menjadi perhatian pemerintah melalui perbaikan teknik produksi maupun replanting,”pungkasny