JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kendati Malaysia menjadi eksportir utama sawit ke India dalam lima bulan terakhir, akan tetapi pelaku industri sawit Indonesia yakin dapat menguasai kembali. Berdasarkan data Solvent Extractors Association of India per 14 April 2021, India mengapalkan minyak sawit mentah (CPO) sebesar 1,68 juta ton dari November 2020 sampai Maret 2021. Jauh lebih tinggi daripada Indonesia sebesar 1,29 juta ton dalam periode sama.
“Setiap tahunnya, Indonesia menguasai pangsa pasar CPO India mencapai 80 persen. Kita masih lihat kondisi di sana juga,” ujar Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, dalam jumpa pers virtual, Rabu (28 April 2021).
Joko menerangkan kenaikan angka Covid-19 di India belum berdampak kepada perdagangan sawit di negara tersebut. “Sampai sekarang belum ada laporan hambatan ekspor sawit ke India. Malahan, kami dapat laporan kapal dari India yang menuju ke Indonesia mengalami kesulitan. Karena harus dikarantina,” jelas Joko.
Data GAPKI menunjukkan kinerja ekspor minyak sawit mencapai 3,24 juta ton pada Maret 2021 atau lebih tinggi 62,7% lebih tinggi dari ekspor Februari sebesar 1,994 ribu ton. Kenaikan harga dan volume diperkirakan menghasilkan nilai ekspor sawit bulan Maret sekitar US$ 3,74 miliar atau 80% lebih tinggi dari perkiraan ekspor bulan Februari sebesar US$ 2,08 miliar.
Sementara itu, konsumsi sawit di dalam negeri sebanyak 1,599 juta ton sedikit terkoreksi dibandingkan bulan Februari berjumlah 1,604 juta ton. Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel turun (-0,5%) menjadi 625 ribu ton dari 635 ribu ton pada Februari dan oleokimia juga turun (-3,4%) menjadi 168 ribu ton dari 174 ribu ton. Secara YoY sampai dengan Maret 2021, konsumsi dalam negeri 3,8% lebih tinggi dari 2020.