Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kaltim, Palang Merah Indonesia (PMI) Samarinda bersama Dinas Perkebunan mengadakan kegiatan bakti sosial donor darah dalam rangka menyambut HUT ke-66 Provinsi Kaltim pada 2023.
Dinas Perkebunan (Disbun) yang bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim dan Palang Merah Indonesia (PMI) Samarinda menggelar donor darah. Sementara, OPD lainnya, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim bekerjasama dengan Poltekes Provinsi menggelar pemeriksaan gratis kolesterol, tekanan darah, asamurat, gula darah dan indeks masa tubuh.
“Alhamdulillah ini patut dilaksanakan setiap tahun, jika perlu setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Sehingga masyarakat akan mengetahui kondisi kesehatan mereka,” ucap Wagub Kaltim H Hadi Mulyadi, Selasa (10/1/2023).
Bagi Hadi, momentum pelaksanaan HUT ke-66 ini wajib disemarakkan seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali seluruh OPD di lingkup Pemprov Kaltim. Karena, dengan momentum ini masyarakat merasa dekat dengan pemerintah. Apalagi dengan didukung berbagai kegiatan sosial. Contohnya donor darah dan pemeriksaan kesehatan.
“Terus dilanjutkan, sehingga masyarakat semangat untuk sehat. Jika masyarakat sehat, maka semangat kerjanya juga akan tumbuh,” jelasnya.
Mengenai program donor darah, Disbun Kaltim kerjasama dengan Gapki Kaltim dan PMI Samarinda menargetkan 300 kantong darah. Pelaksanaan donor darah dilakukan di Aula Dispora Kaltim.
Ketua GAPKI Kaltim, Muhammad Sjah Djafar, menyampaikan, pihaknya akan selalu mendukung dan berkolaborasi bersama Pemprov Kaltim dalam merealisasikan program pembangunan, termasuk dalam program bermanfaat yang dibutuhkan masyarakat, salah satunya menggelar kegiatan baktisosial donor darah seperti ini.
“Kita sudah beberapa kali berkolaborasi dengan Disbun dalam melaksanakan bakti sosial di bidang kesehatan. Sebelumnya, kami gelar juga kegiatan vaksinasi. Donor darah seperti ini sudah tiga kali kami laksanakan bersama Disbun dan PMI,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Muhammadsjah Djafar menjelaskan tantangan industri sawit akan tetap terjadi di tahun ini antara lain adanya konflik Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
“Hal ini (perang Ukraina-Rusia) yang membuat tidak banyak orang mampu memprediksi keadaan pasar minyak nabati tahun ini. Selain berpotensi meningkatkan harga, konflik kedua negara ini juga bisa menekan permintaan global,” ujarnya.
Akibatnya permintaan pasar global sulit diprediksi, bisa saja menurun akibat dari perang tersebut. Namun seiring banyaknya tantangan para pelaku industri kelapa sawit juga terus mempersiapkan diri, seperti inovasi atau cost efisiensi dan lainnya.
Diakui juga bahwa perang Rusia vs Ukraina yang sudah berlangsung hampir satu tahun berdampak pada peningkatan harga CPO. Walaupun tetap terjadi fluktuasi pada bulan-bulan tertentu. Harga CPO sempat menurun pada November 2022 sedalam 29,46 persen (year on year/yoy), dari USD 1.340 per metrik ton (mt) menjadi USD 945,7 per mt. Sementara pada Januari 2023, harga CPO berada di level USD 1.022 per mt.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 135)