JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menjamin ketersediaan minyak sawit sebagai bahan baku industri minyak goreng. Hal ini sejalan dengan upaya mendukung program minyak goreng satu harga yang berjalan selama enam bulan.
“GAPKI mendukung program pemerintah dalam pelaksanaan minyak goreng. Walaupun tidak berhubungan langsung dengan (industri) minyak goreng. Kami dapat katakana ketersediaan CPO sangat cukup untuk menjadi bahan baku minyak goreng,” ujar Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI dalam Rapat Dengar Pendapat umum (RDPU) Komisi VI DPR RI, Rabu (19 Januari 2022).
Pernyataan ini direspon positif Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang menjadi pimpinan RDPU tersebut. Ia mengatakan jaminan ketercukupan minyak sawit sebagai bahan baku minyak goreng menjadi sangat penting sekarang ini.
”Yang menarik ketersediaan CPO cukup untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng nasional. Ini keypoint yang saya inginkan,” jelas Politikus Golkar tersebut.
Joko Supriyono mengatakan produk olahan CPO masuk ke sektor hilir yang digunakan ke pasar domestik dan ekspor. Pada 2020, penggunaan domestik sebanyak 17,3 juta ton dan jumlah untuk ekspor 34 juta ton dari total produksi sebanyak 51,5 juta ton. Terdiri dari CPO 47 juta ton dan Palm Kernel Oil (PKO) berjumlah 4,5 juta ton.
Kebutuhan domestik terdiri tiga produk yaitu FAME (biodiesel), oleochemical, dan pangan. Saat ini ekspor dalam bentuk mentah (CPO) hanya 7 juta ton. Sementara itu, ekspor dalam bentuk RBD olein mencapai 21 juta ton.
Sekitar 70 persen produksi minyak sawit dipakai untuk kebutuhan ekspor. Dan sekitar 30 persen bagi kebutuhan domestic sepanjang 2020.
Pada 2021, tren penggunaan domestik naik menjadi 34% lantaran digunakan untuk kebutuhan oleochemical bagi farmasi, penggunaan biodiesel, dan pangan.
“Ekspor kemungkinan tinggal 65%. Sebagian besar dalam bentuk olahan. Sedangkan produk hulu atau CPO sudak kecil,” ujar Joko.
Joko mengatakan tren harga minyak nabati termasuk sawit memang mengalami kenaikan di pasar global. Termasuk juga harga rapeseed dan minyak kedelai. Inilah yang berdampak kepada kenaikan harga minyak goreng.