Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berperan aktif mengkampanyekan minyak sawit sehat kepada pelaku Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK).
Direktur Utama BPDP-KS Eddy Abdurrachman melalui Achamd Maulizal Sutawijaya, Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS menyampaikan pihaknya terus berupaya mewujudkan kemitraan dengan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK).
“Hal ini sesuai dengan visi dari BPDPKS dipercaya sebagai lembaga yang dipercaya dalam pengembangan sawit berkelanjutan sebagai komoditas strategis nasional untuk kesejahteraan rakyat Indonesia bisa dilaksanakan melalui kegiatan webinar Kampanye dan Promosi Minyak Sawit sehat kepada UKMK,” ujarnya dalam webinar bertemakan “Kampanye Dan Promosi Minyak Sawit Sehat Kepada UKMK” yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia, awal Maret 2022.
Sebagaimana yang diamanatkan melalui Perpres No 61 tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit junto Pepres no 66 tahun 2018, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memiliki peran meningkatkan nilai tambah kelapa sawit sebagai komoditas andalan nasional.
Sebagai bagian dari tugas BPDPKS menjalankan kebijakan pemerintah melalui program pengembangan sawit berkelanjutan untuk didukung melalui penghimpunan, pengelolaan, penyaluran dana yang tepat guna, profesional dan akuntabel. Kepentingan yang dicapai melalui program-program diantaranya pengembangan sumber daya manusia (SDM), penelitian dan pengembangan, promosi, peremajaan sawit rakyat, sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan pangan, hilirisasi perkebunan kelapa sawit dan pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kinerja BPDPKS dilihat dari bagaimana menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana untuk memberikan dampak bagi perkelapa sawitan Indonesia.
Selanjutnya, Maulizal menambahkan dilihat dari data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik) pada Februari 2022. Dari sisi kondisi makro ekonomi Indonesia pertumbuhan ekonomi pada 2021 tumbuh 5,02%. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020/2021 tumbuh 3,39%. “Sementara, perkebunan kelapa sawit menjadi primadona dan menjadi pendorong pertumbuahan ekonomi. Pertumbuhan di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan tumbuh 2,24%. Minyak sawit sebagai komoditas andalan Indonesia mengalami peningkatan ekspor sebesar 42,41%,” lanjutnya.
Sektor industri sawit memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian nasional yaitu dalam perolehan devisa negara dan juga melalui eksport minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunan dengan rata-rata nilai eksport sebesar USD 21,4 miliar atau rata-rata 14,4% dari total ekspor non migas Indonesia. Dari sisi penerimaan negara dalam bentuk pajak dan non pajak sebesar Rp20 triliun/tahun. Ini dapat disimpulkan betapa signifiaknnya peran industri sawit terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Sawit juga berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai produsen Biodiesel yaitu energi terbarukan yang ramah lingkungan dibandingkan fosil fuel yang bahan bakunya berasal dari minyak bumi. Saat ini Biodiesel melalui pencampuran dengan solar fuel sudah mencapai 30% (B30). Ini sangat membantu negara dalam mengatasi ketergantungan terhadap minyak bumi.
“Selain itu, produk sawit juga telah melengkapi kehidupan masyarakat yang sudah familiar tentu minyak goreng sawit. Namun, sesungguhnya minyak sawit sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai produk pangan dan non pangan, misalnya sabun, sampo, produk kosmetik, personal care, dan masih banyak lagi bahkan untuk susu formula bayi,” tambah Maulizal.
Penggunaan minyak sawit dan turunannya tentu menjadi bagian dari Minyak Nabati dengan produktivitas yang tinggi sehingga produk tersebut dapat digunakan oleh masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 125)