PT Anugerah Sarana Hayati memiliki solusi jitu dalam pengendalian hama kumbang tanduk. Melalui produk feromonas, pekebun dapat mengurangi jumlah kumbang tanduk di perkebunan sawit.
Hama kumbang tanduk menjadi momok menakutkan di perkebunan kelapa sawit. dampak kerusakan yang disebabkan binatang ini dapat menunda masa produksi tanaman hingga satu tahun dan mematikan hampir 25 persen tanaman.
Seperti diketahui, kumbang tanduk menyerang tanaman yang belum menghasilkan ( TBM ) dan tanaman kelapa sawit tua. Serangan dapat mengakibatkan tertundan masa produksi dua sampai empat tahun dan tanaman yang mati dapat mencapai 80% . Oleh karena itu perlu diberantas dengan teknik ramah lingkungan.
Serangan kumbang umumnya terdapat pada tanaman ulang ( Replanting ), dan mulai berkembang melalui batang-batang kelapa sawit yang membusuk. Dalam batang-batang yang busuk tersebut telur-telur kumbang tanduk mulai tumbuh dan berkembang. Gejala serangan yang ditimbulkan dari hama tersebut berupa gerekan pada titik tumbuh yang menyebabkan pelepah menjadi mengering sehingga tanaman sawit menjadi mati.
Dalam situs klinik sawit.com, disebutkan kumbang tanduk akan meletakkan telur pada sisa bahan organik yang telah melapuk. Misalkan saja, batang kelapa sawit masih berdiri dan telah melapuk, rumpukan batang sawit, batang kelapa sawit yang telah dicacah, serbuk gergaji, tunggul karet dan tumpukan tandan kosong kelapa sawit.
Kemampuan kumbang betina yang dapat menghasilkan 50 telur sangatlah mengkhawatirkan karena kumbang tanduk dewasa mempunyai daya rusak sangat hebat. Telur ini akan menetas dalam waktu 8-12 hari untuk menghasilkan larva. Setelah itu, barulah larva menjadi pupa yang selanjutnya akan menjadi kumbang dewasa.
Berikutnya, makanan kumbang dewasa berupa tajuk tanaman dengan cara menggerek lewat pangkal batang sampai titik tumbuh. Sehingga daun akan terbuka membentuk huruf V. Serangan kumbang yang terus menerus akan mengakibatkan kematian dan rentan dimasuki kumbang atau bakteri lain yang menyebabkan pembusukan berkelanjutan.