Pada kelapa sawit, Magnesium (Mg) sebagai hara makro sekunder banyak berperan dalam metabolisme tanaman. Kebutuhan akan hara ini harus terpenuhi, untuk mencapai target produksi yang tinggi.
“Mesti diingat, agar bisa memanen sawit dengan kenaikan kualitas dan kuantitas, setidaknya ada 13 unsur hara yang diberikan ketanaman agar pertumbuhannya sesuai dengan harapan. N, P, K sebagai hara makro primer, dan sekundernya itu Ca, Mg, dan S. Sisanya, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl sebagai hara mikro esensialnya,” ujar Negrianto, Area Manajer PT Meroke Tetap Jaya untuk wilayah Jambi.
Bicara Mg, lanjut Negrianto, peranannya yang dominanya itu sebagai atom pusat dari molekul klorofil, pigmen hijau dalam daun yang memerangkap energi cahaya yang dibutuhkan untuk berfotosintesa.
“Semua proses pada tanaman yang memerlukan energi itu membutuhkan Mg, misalnya sintesapati, protein, dan vitamin,” sambungnya.
Mg juga terlibat dalam reaksi karboksilase dalam fotosintesis, yang disebut sebagai coenzim dalam fiksasi CO2. Serta, berperan penting dalam penyulingan minyak buah sawit, bersamaan dengan hara Kalium.
Unsur hara makro ini termasuk hara yang mobile, yaitu dapat di trans lokasikan dari bagian yang tua ke bagian yang muda bila mulai terjadi defisiensi. Karena itulah, pemberian Mg pada tanaman tidak bisa diabaikan. Terutama, pada tahapan awal pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
Ketersediaannya rendah pada tanah yang ber-pH rendah. Bahkan, tanah bisa kehilangan Mg karena hanyut oleh aliran air atau erosi. Bisa juga, kehilangan Mg karena pengambilan hara oleh tanaman, pemakaian sementara oleh mikro organsime tanah serta diabsorpsi oleh partikel liat dan diendapkan menjadi mineral sekunder.
“Karena itulah, kita harus mengoptimalkan ketersediaan unsur hara Mg untuk menghasilkan hijau daun dan meningkatkan produksi asimilat untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi,” ujarnya.
Pupuk ESTA Kieser-MAG, lanjut Negrianto, adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi kekurangan hara Mg pada tanaman sawit, karena bentuk Mg yang langsung tersedia untuk tanaman.
Defisiensi Mg
Gejala defisiensi Mg ditandai dengan klorosis pada bagian daun yang terkena sinar matahari secara langsung. Pada kasus tertentu, warna daun berubah dari kuning tua menjadi kuning terang dan akhirnya menjad kering.
Defisiensi Mg terjadi karena ketidak cukupan pengambilan Mg, atau ketidak seimbangan antara Mg dengan kation lainnya seperti K+, NH4+, dan Ca2+. Aplikasi Nitrogen (N) dan Kalium (K) dalam tanah tanpa pemberian Mg dapat menyebabkan defisiensi Mg (khlorosis).
Gejala kahat Mg pada tanaman kelapa sawit disebut dengan istilah “orange frond” dan pada tingkat kekahatan berat khlorosis diikuti oleh nekrosis (Oviasogie et al., 2011). Biasanya gejala Mg terjadi pada daerah yang curah hujannya tinggi (> 3.500 mm/tahun). Selain itu, bisa terjadi bila jumlah Mg-dd di tanah kurang dari 0,3 cmol/kg.
ESTA Kieser MAG
ESTA Kieser-MAG mengandung dua unsur hara makro sekunder yang berperan penting pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu 26 % Magnesium Oksida (MgO) dan 21 % Sulfur (S). Penggunaan pupuk ini efisien untuk tanaman kelapa sawit.
ESTA Kieser-MAG merupakan pupuk dari hasil ekstraksi mineral Kieserit alami, yang melalui proses pemisahan elektrostatis endapan garam yang ramah lingkungan di Jerman.
Produksi pupuk ESTA Kieser-MAG ini melalui sistem pengawasan dan kontrol yang sangat ketat untuk menjaga mutu di seluruh proses produksinya. Sehingga, pupuk ESTA Kieser-MAG bisa dipakai oleh petani sawit di seluruh Indonesia.
Pupuk Magnesium yang berbasis Sulfur ini dikhususkan untuk menyeimbangkan unsur hara dalam sistem pertanian intensif yang bertujuan untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas produksi yang tinggi.
“Kandungan unsur hara Mg dan S pada ESTA Kieser-MAG sangat berperan untuk menghasilkan produksi tandan buah segar dan rendemen kelapa sawit yang tinggi. Tepat dipakai oleh petani sawit yang mengutamakan kualitas,” ujar Negrianto.
Keuntungan lainnya memakai ESTA Kieser-MAG pada tanaman sawit, di antaranya cocok untuk diaplikasikan pada semua tipe tanah dan tidak tergantung pada pH tanah, cepat tersedia untuk tanaman, dan meningkatkan produktivitas & kualitas produksi.
Sementara unsur hara Sulfur yang terkandung dalam ESTA Kieser-MAG juga berperan dalam beragam proses metabolisme tanaman, seperti: fotosintesa, pembentukan gula dan pati, asam amino dan protein, serta sintesa minyak dan lemak.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 127)